Bom Meledak di Kawasan Syiah Afghanistan, 1 Tewas-11 Terluka
Jakarta, IDN Times - Sedikitnya satu orang tewas dan 11 lainnya terluka akibat ledakan bom di dalam minibus di ibu kota Afghanistan, Kabul, pada Minggu (11/10/2024). Insiden itu terjadi sekitar pukul empat sore di kawasan Dasht-e-Barchi, yang merupakan tempat tinggal bagi banyak warga Muslim Syiah.
“Sebuah IED (alat peledak rakitan) dipasang di sebuah minibus di daerah Dasht-e-Barchi,” kata juru bicara kepolisian Kabul Khalid Zadran, seraya menambahkan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.
1. ISIS-K diduga dalang serangan tersebut
Dilansir VOA News, organisasi kemanusiaan internasional yang berbasis di Kabul, Emergency, melaporkan bahwa ledakan berasal dari bom magnetik yang ditempatkan di bawah bus.
Dalam unggahannya di media sosial X, yayasan tersebut mengatakan bahwa pusat bedahnya menerima delapan korban luka, termasuk tiga perempuan. Salah satu di antaranya berada dalam kondisi serius.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu, namun cabang ISIS di Afghanistan (ISIS-Khorasan atau ISIS-K) diketahui kerap menargetkan kelompok Syiah, yang mereka anggap sesat.
ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas hampir semua serangan baru-baru ini yang menyasar komunitas Syiah di Dashti-e-Barchi dan tempat lainnya di negara tersebut.
2. Taliban dituding gagal lindungi komunitas Syiah
Seorang warga mengatakan, otoritas Taliban telah gagal melindungi penduduk di wilayah Dasht-e Barchi.
“Ledakan di Dasht-e Barchi terjadi secara rutin tanpa ada pihak yang bertanggung jawab menjaga keamanan,” kata perempuan tersebut kepada RFE/RL.
"Taliban mengatakan mereka telah menjamin keamanan, tapi itu hanya kata-kata. Mereka tidak peduli siapa yang terbunuh atau serangan apa yang terjadi. Jika mereka benar-benar menjamin keamanan, mengapa pemboman terus terjadi?" tambahnya
3. Kebebasan beragama semakin buruk di bawah Taliban
Muslim Syiah, agama minoritas terbesar di Afghanistan, mengeluhkan Taliban yang tidak melakukan cukup upaya untuk melindungi mereka dari serangan teroris. Bahkan, Taliban juga dituduh melakukan pelanggaran, termasuk pembunuhan, penyiksaan, dan pengusiran paksa, terhadap mereka.
Sebagian besar warga Syiah di Afghanistan berasal dari kelompok etnis minoritas Hazara yang secara historis telah mengalami penindasan.
Laporan tahunan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyoroti beberapa serangan teroris terhadap komunitas Hazara, dan menyatakan bahwa kebebasan beragama terus memburuk di bawah pemerintahan keras Taliban di Afghanistan.
“Konsisten dengan tren yang diamati dalam beberapa tahun terakhir, banyak bom bunuh diri dan serangan lainnya terhadap warga sipil menargetkan Muslim Syiah, khususnya etnis Hazara, yang dilakukan oleh kelompok teroris ISIS-K," kata departemen tersebut.
Laporan itu juga mengutip para pejabat PBB di Afghanistan, yang mengatakan bahwa Taliban telah mengeksklusi populasi minoritas Muslim Syiah dalam upaya untuk memaksa mereka meninggalkan negara itu.