Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Buktikan Pelaku Pengeboman WNI, Polisi Filipina Masih Tunggu Hasil DNA

ANTARA FOTO/Armed Forces of the Philippines -Western Mindanao Command/Handout via REUTERS
ANTARA FOTO/Armed Forces of the Philippines -Western Mindanao Command/Handout via REUTERS

Jakarta, IDN Times - Kepolisian Nasional Filipina (PNP) masih menunggu hasil pemeriksaan DNA jasad kedua pelaku bom bunuh diri di sebuah gereja di Pulau Jolo, Filipina, pada 27 Januari lalu.

“Sampai saat ini belum ada hasilnya,” kata Duta Besar RI untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang seperti dilansir Kantor Berita Antara, Selasa (5/2).

1. Hasil pemeriksaan DNA akan buktikan keterlibatan dua WNI

ANTARA FOTO/Zamboanga Quick Response System/via REUTERS
ANTARA FOTO/Zamboanga Quick Response System/via REUTERS

Hasil pemeriksaan DNA jasad kedua pelaku pengeboman akan sangat penting untuk membuktikan dugaan keterlibatan dua WNI dalam insiden yang mengakibatkan 22 orang meninggal dunia dan 100 orang luka-luka, seperti sebelumnya disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano.

Dalam konferensi pers di Provinsi Visayas, Filipina, pada 1 Februari lalu, Ano menyebut pelaku bom bunuh diri adalah pasangan suami istri WNI bernama Abu Huda dan seorang perempuan yang tidak disebutkan namanya.

2. Belum ada bukti pelaku pengeboman adalah WNI

ANTARA FOTO/Armed Forces of the Philippines -Western Mindanao Command/Handout via REUTERS
ANTARA FOTO/Armed Forces of the Philippines -Western Mindanao Command/Handout via REUTERS

Kedua pelaku dibantu oleh Kamah, anggota kelompok Ajang-Ajang yang berafiliasi dengan kelompok Abu Sayyaf. Faksi tersebut telah menyatakan dukungannya kepada jaringan teroris IS.

Namun, berdasarkan hasil pendalaman yang dilakukan KBRI Manila dan KJRI Davao, pihak intelijen Filipina (NICA) sendiri belum mengetahui dasar penyampaian informasi yang dilakukan Menteri Ano tentang keterlibatan WNI dalam insiden tersebut.

“Dengan demikian hingga saat ini belum dapat dipastikan adanya keterlibatan WNI dalam peristiwa pengeboman di Jolo,” tegas Harry.

3. Proses investigasi masih berlangsung

ANTARA FOTO/Armed Forces of the Philippines -Western Mindanao Command/Handout via REUTERS
ANTARA FOTO/Armed Forces of the Philippines -Western Mindanao Command/Handout via REUTERS

Dalam wawancara dengan media Inquirer pada 3 Februari, Wali Kota Jolo Kherkar Tan menyatakan bahwa dirinya telah mengajukan permohonan kepada kelompok pegiat HAM lokal maupun internasional untuk mengunjungi Jolo guna membantu proses investigasi tindakan teror tersebut.

Wali Kota Tan mengatakan bahwa proses pencarian fakta yang independen perlu dilakukan agar tidak ada yang “dapat ditutup-tutupi”.

Ia juga mengatakan bahwa penduduk dan keluarga para korban ledakan bom menolak mempercayai pernyataan pejabat-pejabat pemerintah yang mengklaim bahwa pelaku bom bunuh diri asal Indonesia yang mungkin telah melakukan serangan tersebut.

4. Tersangka utama telah menyerahkan diri

ANTARA FOTO/Zamboanga Quick Response System/via REUTERS/
ANTARA FOTO/Zamboanga Quick Response System/via REUTERS/

Pada 4 Februari lalu, Kepala Kepolisian Nasional Filipina Oscar D. Albayalde menyampaikan keterangan pers bahwa Kammah L. Pae, seorang pria warga Jolo yang diyakini sebagai tersangka utama sekaligus donatur aksi pengeboman, telah menyerahkan diri bersama empat orang lainnya, yaitu Albaji Kisae Gadjali alias Awag, Rajan Bakil Gadjali alias Radjan, Kaisar Bakil Gadjali alias Isal, serta Salit Alih alias Papong.

Kelima orang tersebut adalah anggota kelompok Abu Sayyaf di bawah pimpinan Hatib Hajan Sawadjaan. Mereka menyerahkan diri setelah kepolisian dan militer Filipina melakukan operasi pengejaran besar-besaran.

Kamah diyakini sebagai bagian dari anggota tim yang memandu para pelaku bom bunuh diri, yaitu pasangan Asia yang belum teridentifikasi identitasnya. Pasangan tersebut diketahui tiba di Jolo dengan menggunakan perahu pada 24 Januari 2019.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us