Bulgaria Tuding Rusia Dalang Ledakan Gudang Pabrik Senjata

Jakarta, IDN Times - Menteri Ekonomi Bulgaria, Bogdan Bogdanov mengatakan Rusia bertanggung jawab dalam ledakan gudang senjata di Karnobat. Ledakan itu terjadi beberapa saat sebelum senjata dan amunisi tersebut hendak dikirimkan ke Ukraina.
Bulgaria selama ini menjadi salah satu negara anggota Uni Eropa (UE) yang menolak mengirimkan persenjataan ke Ukraina. Namun, di bawah kepemimpinan baru, Bulgaria menyetujui pengiriman bantuan militer baru ke Ukraina dalam melawan agresi militer Rusia.
1. Beberapa ledakan terindikasi ada kaitan dengan GRU
Bogdanov menyebut bahwa ledakan di gudang senjata tepat di tengah peningkatan ekspor senjata dan peralatan militer ke Ukraina. Ia menilai bahwa Rusia kemungkinan ada di balik ledakan tersebut.
"Kami sudah melakukan semua kebijakan dan memastikan bahwa warga dalam kondisi aman dan industri Bulgaria tidak terdampak serangan semacam ini," tutur Bogdanov pada Senin (26/6/2023). Pernyataan ini mengindikasikan kemungkinan serangan Rusia, dilaporkan Politico.
Sesuai investigasi dari RFE/RL di Bulgaria pada awal Mei, setidaknya sembilan ledakan di gudang militer dan pabrik senjata Bulgaria berhubungan dengan aktivitas Badan Intelijen Militer Rusia, (GRU).
Laman investigasi internasional, Bellingcat juga menyebut bahwa GRU telah melancarkan aksinya di Bulgaria untuk jangka panjang. Mereka berniat menyerang industri militer Bulgaria.
2. Pabrik senjata milik penyintas rencana pembunuhan Rusia
Pabrik tersebut dimiliki oleh penjual senjata asal Bulgaria, Emilian Gebrev. Ia adalah seorang yang selamat dari rencana pembunuhan agen novichok dari Rusia pada 2015 silam.
Pada tahun lalu, Gebrev menyebut bahwa ledakan yang terjadi di pabrik senjata miliknya adalah bentuk operasi dari Rusia. Pada Minggu (25/6/2023), dia mengatakan tidak tahu lebih lanjut penyebab ledakan di pabrik senjata itu.
Perusahaan senjata Bulgaria, EMKO menyebut bahwa ledakan tersebut seperti yang terjadi tahun lalu. Dia menegaskan bahwa insiden ini diakibatkan oleh sabotase yang menyulut ledakan hebat secara tiba-tiba.
Dilaporkan Euractiv, Bulgaria selama ini dikenal sebagai salah satu produsen senjata dan amunisi standar Uni Soviet. Dalam setahun terakhir, Bulgaria telah mengekspor senjata yang nilainya mencapai lebih dari 2 miliar dolar AS (Rp30 triliun) ke Ukraina lewat perantara.
Selama ini, Presiden Bulgaria, Ruman Radev dan sejumlah partai pro-Rusia menolak pengiriman senjata ke Ukraina. Dia menilai bahwa pengiriman senjata ke Ukraina berarti negaranya berperan dalam peperangan.
3. Kostadinov kecam media dan NGO pro-Barat

Pemimpin partai pro-Rusia di Bulgaria, Vazrazhdane, Kostadin Kostadinov menyerukan penghancuran megafon Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS). Pernyataan itu ditujukan kepada media dan organisasi nonprofit pro-Eropa di Bulgaria.
Kostadinov juga mengomentari upaya kudeta dari pemimpin kelompok pembunuh bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin di Moskow.
"Kudeta di Rusia berakhir sebelum dimulai dan membuat komunitas demokratik kita kecewa. Saya melihat apa yang mereka tulis dan apa yang megafon dari Kedubes AS katakan pada umumnya. Tujuan mereka menuangkan darah dan menyebut perang, pembunuhan, kekecauan, dan segala hal yang sama," ungkap Kostadinov.
"Sekarang mereka tentu kecewa, tapi beberap jam ini cukup melihat apa yang mereka inginkan. Maka dari itu, seperti tugas dari warga secara normal adalah melakukan apapun agar mereka segera dimusnahkan. Demi kebaikan semuanya, tidak hanya Bulgaria," tambahnya.