Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dampak Banjir Spanyol: PM dan Raja Spanyol Dilempari Lumpur

Dampak banjir bandang di Valencia, Spanyol (x.com/DominicMHinde/)
Intinya sih...
  • Banjir bandang di Spanyol, khususnya di Valencia, mengakibatkan kerugian besar pada rumah, bisnis, dan kendaraan.
  • Lebih dari 200 orang tewas dan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal. Sebanyak 77,000 klaim asuransi diajukan untuk pembayaran terbesar dalam sejarah Spanyol.
  • Pemerintah daerah dan Raja Spanyol mendapat kecaman karena dianggap tidak sigap dalam menangani bencana ini.

Jakarta, IDN Times - Pada 29 Oktober lalu banjir bandang di wilayah timur Spanyol dan menyebabkan kehancuran luar biasa. Kota yang mengalami dampak banjir paling parah adalah Valencia. Ribuan rumah dan kendaraan rusak, sementara lebih dari 200 orang meninggal dunia.

Kerugian harta dan hilangnya nyawa warga memicu reaksi negatif terhadap pemerintah daerah dan Raja Spanyol. Mereka dianggap tidak sigap dalam penanganan serta penanggulangan banjir bandang tersebut

1. Banjir menyapu wilayah dalam waktu singkat

Banjir yang terjadi di Valencia dan sekitarnya menghancurkan rumah, bisnis, serta kendaraan. Dalam waktu singkat, banyak warga yang kehilangan mata pencaharian dan mengalami kerugian besar. Per Senin (11/11/2024), 212 orang dikonfirmasi meninggal dan ribuan lainnya kehilangan rumah, dikutip dari Aljazeera.

AP pun melaporkan, lebih dari 77,000 klaim asuransi telah diajukan untuk kerusakan rumah, bisnis, dan kendaraan. Pihak asuransi mengindikasikan bahwa ini akan menjadi pembayaran terbesar untuk bencana alam yang pernah terjadi di Spanyol.

2. Penerbangan dan pertandingan sepak bola dibatalkan

Pada pekan lalu, tepatnya Selasa (05/11/2024), seluruh penerbangan di Bandara Valencia dibatalkan akibat banjir bandang yang melanda. Sedikitnya 1,500 orang harus menginap di Bandara untuk menunggu kelanjutan penerbangan pada keesokan harinya, Rabu (06/11/2024).

Pertandingan sepak bola La Liga antara Valencia melawan Levante di Mestalla, Valencia, juga harus ditunda akibat banjir. Imbauan untuk memeriksa wilayah tujuan turis dan penerbangan dikeluarkan untuk orang-orang yang mau mengunjungi Valencia dan sekitarnya, melansir Travel and Leisure.

3. Warga kekurangan pasokan dan bantuan darurat

Warga di berbagai wilayah terdampak, terutama di selatan Valencia, masih mengalami kekurangan kebutuhan pokok seperti makanan serta air. Meskipun saluran air dilaporkan sudah mengalir kembali, namun hanya dapat digunakan untuk membersihkan, bukan untuk diminum.

Dapur darurat dan pos bantuan makanan didirikan di jalan-jalan yang masih tertutup lumpur, sementara para relawan dan tentara bergotong-royong membersihkan puing-puing.

4. 130 ribu orang turun ke jalan untuk demo

BBC melaporkan pada Minggu (10/11/2024), sekitar 130,000 orang turun ke jalan menuntut tanggung jawab pemerintah atas kegagalan dalam menangani banjir bandang tersebut. Mereka merasa peringatan banjir datang terlambat dan tidak memberikan cukup waktu untuk menyelamatkan diri.

Kecaman ditujukan kepada Carlos Mazón, Presiden Regional Valencia. Diketahui bahwa ketika banjir mulai terjadi, masih melansir BBC, Mazón tidak langsung menghadiri rapat koordinasi darurat. Warga menilai bahwa tindakan ini menunjukkan kelalaian pemerintah daerah dalam merespons bencana.

Bahkan, salah satu pejabat daerah mengaku tidak mengetahui adanya sistem peringatan banjir melalui HP, yang seharusnya bisa membantu menyebarkan informasi lebih cepat ke masyarakat.

5. Raja, Ratu, dan Perdana Menteri Spanyol dilempari lumpur

Pada pekan lalu, saat kunjungan ke salah satu kota terdampak Paiporta, Raja Felipe VI dan Ratu Letizia juga menghadapi kemarahan masyarakat. Mereka juga dihadapkan pada demonstran dan bahkan dilempari lumpur, telur, dan objek lainnya.

Perdana Menteri Pedro Sánchez pun tak luput dari lemparan. Pada kunjungan ke kota yang sama, Pedro pun dilempari telur dan lumpur, sebelum dievakuasi dari kawasan tersebut.

6. Pemerintah Spanyol alokasikan 10,6 miliar Euro untuk membantu daerah terdampak

Saat ini, upaya pemulihan terus berlangsung dengan bantuan dari ribuan relawan dan aparat keamanan. Pemerintah Spanyol telah mengalokasikan paket bantuan sebesar 10,6 miliar Euro (Rp177,8 triliun) untuk membantu daerah yang terdampak.

Meski demikian, masyarakat berharap pemerintah mengambil langkah lebih proaktif dalam mengantisipasi bencana di masa depan dan memperbaiki sistem peringatan agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

Para ilmuwan menghubungkan banjir bandang ini dengan perubahan iklim, yang menyebabkan udara menjadi lebih hangat dan curah hujan lebih tinggi.

Kombinasi suhu tinggi dan kelembapan dari Laut Mediterania yang hangat menciptakan fenomena cuaca ekstrem yang dikenal sebagai Dana, memperparah kondisi kota-kota di Spanyol.

Banjir di Spanyol ini adalah bencana yang menelan korban kedua terbanyak dalam sejarah benua Eropa. Sebelumnya, banjir bandang juga terjadi di Portugal pada 1967 yang memakan korban jiwa sekitar 500 orang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
rwntkhsm
Editorrwntkhsm
Follow Us