Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Puluhan Ribu Orang Protes Penanganan Banjir di Spanyol

bendera Spanyol (unsplash.com/Daniel Prado)
Intinya sih...
  • Puluhan ribu orang demo di Valencia, Spanyol, menuntut pengunduran diri pemimpin daerah Carlos Mazon karena buruknya penanganan banjir dahsyat akhir bulan lalu.
  • Badan cuaca Spanyol telah mengeluarkan peringatan merah sebelum bencana terjadi, namun Mazon dan pemerintahnya terlambat dalam respons dan evakuasi warga.
  • Sedikitnya 220 kematian akibat banjir di Valencia, dengan hampir 80 orang masih hilang. Bencana ini merupakan yang paling mematikan di Eropa sejak 1967.

Jakarta, IDN Times - Puluhan ribu orang melakukan demonstasi di kota Valencia, Spanyol, pada Sabtu (9/11/2024) untuk memprotes penanganan pemerintah regional terhadap banjir dahsyat akhir bulan lalu.

Dalam demonstrasi tersebut, pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri pemimpin daerah, Carlos Mazon. Massa meneriakkan "Pembunuh!" atau “Mazon Mundur!” sambil membawa spanduk yang bertuliskan kalimat seperti “Kamu Membunuh Kami!”. Beberapa dari mereka membuang sepatu kotor di luar gedung pemerintah, sementara yang lain melumuri gedung tersebut dengan lumpur.

"Kami ingin menunjukkan kemarahan dan ketidakpuasan kami atas buruknya penanganan bencana ini yang telah berdampak pada begitu banyak orang," kata Anna Oliver, presiden Accio Cultural del Pais Valenciano, salah satu dari sekitar 30 kelompok yang mengorganisir protes tersebut, dikutip dari Reuters.

Sebagian kecil pengunjuk rasa juga dilaporkan sempat terlibat bentrok dengan polisi di depan balai kota Valencia menjelang akhir unjuk rasa. Petugas menggunakan pentungan untuk memukul mundur mereka.

1. Pemerintah Mazon terlambat mengirimkan peringatan banjir ke warga

Warga di daerah yang terdampak bencana menuduh pemerintahan Mazon terlambat mengeluarkan peringatan bencana ketika banjir terjadi pada 29 Oktober. Warga baru menerima peringatan melalui ponsel mereka pada pukul 8 malam, ketika air sudah membanjiri banyak kota dan desa di sekitarnya.

Pemimpin Valencia itu membela diri dengan mengatakan bahwa besarnya dampak bencana tersebut tidak terduga dan bahwa pemerintahannya tidak menerima peringatan yang memadai dari otoritas pusat.

Namun, badan cuaca Spanyol telah mengeluarkan peringatan merah, tingkat peringatan tertinggi untuk cuaca buruk, pada pukul 7:30 pagi saat bencana mulai mengancam. 

Mazon, dari Partai Populer yang konservatif, juga dikritik atas lambannya respons pemerintah dalam menangani bencana tersebut. Ribuan relawan menjadi yang pertama turun ke lapangan di banyak daerah yang paling terdampak parah di pinggiran selatan Valencia. Butuh beberapa hari bagi pejabat untuk memobilisasi ribuan pasukan polisi dan tentara ke lokasi bencana.

2. Warga juga kecam pemerintah Spanyol

Salah satu warga yang ikut menghadiri protes pada Sabtu adalah Sara Sanchez Gurillo. Ia kehilangan saudara iparnya, Candido Molina Pulgarin yang berusia 62 tahun, dalam bencana tersebut. Ia mengatakan bahwa jenazahnya ditemukan di ladang jeruk usai terjebak banjir di rumahnya di kota Cheste, sebelah barat Valencia.

“Sungguh memalukan apa yang terjadi. Mereka tahu bahwa bencana akan datang, namun mereka tidak memperingatkan siapa pun. Mereka tidak mengevakuasi warga. Kami ingin mereka mengundurkan diri," kritik Sanchez, dikutip dari Associated Press.

“Pemerintah pusat seharusnya yang mengambil alih. Mereka seharusnya mengirimkan tentara lebih awal. Raja seharusnya memaksa mereka untuk mengirimkannya. Mengapa kita menginginkan dia sebagai figur simbolik? Dia tidak berguna. Rakyat ditinggalkan sendirian. Mereka telah meninggalkan kami," tambahnya.

Sebelumnya, warga Valencia juga melemparkan lumpur dan meneriakkan “pembunuh” ketika Mazon, Raja Felipe VI dan Perdana Menteri Pedro Sanchez berkunjung pekan lalu.

3. Jumlah korban tewas mencapai 220 orang

Dilansir dari DW, sedikitnya 220 kematian telah terkonfirmasi pada Sabtu. Dari jumlah tersebut, 212 di antaranya tewas di wilayah Valencia, sementara sisanya tewas di wilayah tetangga Castile-La Mancha dan Andalusia. Hampir 80 orang masih hilang, dan pencarian korban masih terus berlanjut.

Ribuan warga juga kehilangan rumah, sementara jalanan mereka masih tertutup lumpur dan puing-puing. Dewan kesehatan regional melaporkan bahwa tidak ada wabah penyakit menular atau ancaman besar terhadap kesehatan masyarakat.

Banjir ini merupakan yang paling mematikan di Eropa sejak banjir di Portugal yang menewaskan sekitar 500 orang pada 1967.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us