Debu Gurun Sahara Ganggu Kualitas Udara di Eropa

Jakarta, IDN Times - Kabut debu dari gurun pasir Sahara di Afrika Utara terbang sampai ke Eropa, dilaporkan menyelimuti Jerman, Prancis dan Swiss. Fenomena tersebut telah membuat kualitas udara sangat terpengaruh.
Gurun Sahara melepaskan 60 hingga 20 juta ton debu per tahun. Partikel terbesar akan kembali ke bumi dengan cepat, tapi partikel terkecil akan terbawa angin dan dapat menempuh jarak ribuan kelometer.
1. Debu Sahara membuat langit berwarna oranye

Kabut debu di sebagian wilayah Eropa terlihat pada Sabtu (30/3/2024). Fenomena itu jarang terjadi, tapi diketahui bahwa debu Sahara bisa terbang jauh dari asalnya di Afrika Utara.
Di Jerman selatan, debu tersebut menyebabkan langit berwarna oranye.
"Debu Sahara telah tiba, yang dapat Anda lihat dari kekeruhan kekuningan di udara," kata Christian Herold, ahli meteorologi di Layanan Cuaca Jerman, dikutip dari Deutsche Welle.
Debu juga diperkirakan juga akan terlihat pada Minggu Paskah.
2. Warga Prancis diimbau tidak melakukan aktivitas fisik yang intens
Otoritas Prancis melaporkan, bagian tenggara dan selatan negaranya mengalami polusi udara yang melanggar ambang batas. Departemen wilayah Herault meminta penduduk menghindari aktivitas fisik yang intens, terutama bagi mereka yang memiliki masalah jantung atau pernapasan.
Dilansir France24, konsentrasi kabut debu Sahara yang terbang ke sebagian Eropa berada pada ketinggian kurang dari 3 ribu meter. Hal itu menyebabkan kualitas udara sangat terdampak.
Ramalan Cuaca Meteo Roman Brogli memperkirakan, jumlah debu mencapai sekitar 180 ribu ton, dua kali lipat yang tercatat dalam peristiwa serupa sebelumnya.
3. Kabut debu berdampak pada penurunan sinar matahari dan jarak pandang
D Swiss, fenomena kabut debu dimulai pada Jumat. Layanan cuaca MeteoSuisse menjelaskan, terjadi penurunan sinar matahari dan jarak pandang yang sangat jelas.
"Ditambah lagi dengan peningkatan konsentrasi partikel halus," kata lembaga tersebut, dikutip dari VOA News.
Aplikasi pemantau udara airHeck di Swiss menunjukkan, tingkat polisi yang tinggi di koridor membentang dari barat daya hingga timur laut wilayah negara tersebut.
Menurut laman resmi NASA, kabut debu Sahara juga terkadang melintasi Samudera Atlantik menuju Florida dan Karibia, yang biasanya terjadi pada Juli-Agustus.