Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Demonstran Hong Kong Minta Maaf pada Warga Usai Blokade Gedung Pajak

ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Hong Kong, IDN Times - Sejumlah demonstran melakukan aksi minta maaf kepada warga yang melintas di salah satu kawasan sibuk di Hong Kong pada Selasa (25/6) waktu setempat. Permintaan itu disampaikan dengan cara verbal sekaligus melalui beberapa lembar kertas yang dibagikan kepada warga.

Menurut laporan Associated Press, mereka mengaku bersalah kepada publik Hong Kong setelah terlibat blokade akses ke gedung pajak selama hampir dua jam pada hari sebelumnya. Perbuatan mereka itu pun dianggap menganggu kepentingan publik.

1. Seratusan demonstran menutup akses ke gedung pusat layanan publik

ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Selama lebih dari dua pekan unjuk rasa berlangsung, hampir dua juta warga Hong Kong memenuhi jalanan kota. Mereka memprotes Rancangan Undang-undang (RUU) Ekstradisi yang jika diloloskan akan memungkinkan transfer pelaku tindak pidana dari Hong Kong ke Tiongkok yang proses hukumnya dikontrol oleh Partai Komunis.

Di awal minggu ini, sekitar 100 demonstran menutup akses ke pintu masuk dan lobi Menara Inland Revenue yang merupakan kantor pajak Hong Kong. Kemudian, mereka melanjutkan aksi unjuk rasa ke sekitar Menara Imigrasi. Jumlah massa yang cukup banyak membuat eskalator di gedung itu sesak. Alhasil, warga yang menunggu untuk mengurus keperluan mereka tidak bisa masuk.

2. Demonstran terlibat perseteruan dengan warga sipil lainnya

ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Situasi itu membuat warga dan pegawai merasa frustrasi. Misalnya, beberapa orang yang berniat mengurus pajak mengalami kesulitan karena dihalangi masuk ke dalam gedung. Mereka pun berteriak ke arah demonstran yang kemudian dibalas dengan teriakan lainnya seperti tidak ada yang mau mengalah.

Dalam sebuah video yang diunggah oleh South China Morning Post terlihat seorang perempuan marah kepada sekumpulan peserta protes. Begitu juga seorang bapak yang merasa terganggu oleh aksi demonstran tersebut. Kontes siapa yang berteriak paling kencang pun terjadi.

3. Sepuluh orang demonstran meminta maaf

ANTARA FOTO/REUTERS/Jorge Silva

Sebanyak sepuluh orang demonstran pun kembali ke lokasi yang sama untuk meminta maaf kepada warga yang berlalu-lalang untuk menyelesaikan urusan mereka. Ini dilakukan agar warga lainnya yang tak mengikuti demonstrasi tetap mendukung agenda protes. Apalagi demonstran sudah berkomitmen agar aksi unjuk rasa berjalan damai. 

Louis Fung, salah satu yang melakukan permintaan maaf, mengatakan kepada Associated Press,"Kami ingin memprotes dengan cara damai dan mengurangi masalah yang diciptakan untuk seluruh masyarakat Hong Kong." Ia juga berterima kasih atas "kesabaran warga atas ketidaknyamanan yang disebabkan" selama demonstrasi berlangsung.

4. Mereka berharap warga menerima itikad baik tersebut

ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha

Salah seorang demonstran, Anna Ng, mengaku punya harapan khusus ketika menyampaikan permintaan maafnya. "Saya harap dengan memakai strategi yang lebih lembut seperti ini, masyarakat akan bersedia untuk lebih memahami kami," tuturnya.

Ia pun membawa sebuah tulisan dalam kertas berukuran cukup besar yang isinya: "Maafkan kami telah menghalangi semua orang". Sylvia So, karyawan perusahaan pemasaran yang turut merasakan dampak blokade, mengaku menerima permintaan maaf itu.

"Tapi tentu saya mengerti ada orang-orang yang merasa mereka mengganggu urusan sehari-hari warga," katanya kepada Associated Press. "Namun, mereka sudah membuat sebuah langkah besar dengan membuat warga lain memahami apa yang sedang mereka lakukan."

5. Tiongkok menolak membicarakan masalah Hong Kong

ilustrasi Presiden China Xi Jinping saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. ANTARA FOTO/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS

Pemerintah Tiongkok sendiri menegaskan menolak jika masalah Hong Kong dibahas dalam pertemuan G20 di Osaka, Jepang, pada 28-29 Juni mendatang. Asisten Menteri Luar Negeri Tiongkok Zhang Jun mengatakan kepada awak media bahwa tidak ada negara asing yang boleh mendiskusikan isu Hong Kong, ketika 20 negara ekonomi besar bertemu akhir pekan ini.

"Apa yang bisa saya katakan secara pasti adalah bahwa G20 takkan mendiskusikan soal Hong Kong. Kami tak akan mengizinkan G20 membicarakan soal Hong Kong," ucap Zhang, seperti dilansir dari The Guardian. "Tidak boleh ada negara lain yang berhak mengintervensi. Tidak peduli di tempat apa, memakai metode apa saja, kami tak kan membiarkan negara atau orang mana pun untuk mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok."

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us