Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dewan Legislatif Palestina Desak Penyelidikan terhadap Penjara Israel

protes solidaritas terhadap Palestina (unsplash.com/Iason Raissis)

Jakarta, IDN Times - Dewan Legislatif Palestina telah meminta komunitas internasional untuk memeriksa fasilitas penahanan Israel menyusul pembebasan beberapa tahanan yang terlihat sangat kurus baru-baru ini. Kondisi mereka meningkatkan kekhawatiran tentang perlakuan buruk yang dialami oleh para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel. 

Salah seorang tahanan yang dibebaskan pekan ini adalah Ketua Dewan Legislatif Palestina Aziz Dweik. Para aktivis khawatir dengan kondisi kesehatannya setelah fotonya yang terlihat lemah dan kurus muncul di media sosial.

Dweik, 77 tahun, ditahan secara sewenang-wenang pada Oktober karena dituduh memiliki hubungan dengan Hamas. Ia dibebaskan pada Kamis (13/6/2024) di sebuah pos pemeriksaan militer di Hebron di Tepi Barat yang diduduki.

"Dia menyaksikan kejahatan yang dilakukan oleh musuh terhadap tahanan dengan marah, dan contoh terbesar adalah foto Aziz Dweik ketika ia meninggalkan penjara pendudukan," kata Dewan Legislatif Palestina, dikutip dari New Arab.

1. Penjara Israel lebih buruk dari Guantanamo

Dalam penampilan pertamanya di media pasca pembebasannya, Dweik mengungkapkan bahwa ia kehilangan hak-hak dan martabatnya selama berada di penjara Israel.

“Apa yang terjadi pada para tahanan di penjara adalah pembantaian nyata di mana warga Palestina dibunuh dan kelaparan sepanjang waktu. Penjara Naqab lebih buruk daripada Penjara Abu Ghraib dan Guantanamo, di mana pendudukan bertindak sebagai geng, para tahanan dibunuh, hidup mereka sia-sia, dan mereka kelaparan selama 24 jam sehari,” kata Dweik. 

"Kondisi kesehatan para narapidana buruk, menderita penyakit kulit, dan makanan tidak mencukupi bahkan untuk anak-anak, apalagi memenuhi kebutuhan laki-laki dewasa," tambahnya.

Bassem Tamimi, seorang aktivis Palestina, juga terlihat kurus dan lemah dalam foto-foto yang diambil setelah pembebasannya.

"(Secara langsung) dia terlihat lebih menakutkan daripada di gambar itu. Dia adalah pemandangan yang menakutkan, bekas pemukulan di sekujur tubuhnya, matanya dilapisi dengan warna merah, begitu tipis pipinya terlihat seperti lubang menganga di tengah wajahnya," tulis salah seorang pengguna media sosial.

2. Para tahanan tidak diberikan akses terhadap layanan kesehatan

Pemerintah Israel juga dituding mengabaikan layanan kesehatan bagi para tahanan.

Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan, Saed Abu Shanab dari Tulkarem menghabiskan 21 tahun di penjara Israel. Kelompok tersebut mengklaim bahwa pria itu tidak pernah mendapatkan perawatan medis selama penahanannya. Keluarganya juga tidak dizinkan untuk membesuknya.

Laporan badan bantuan utama PBB untuk Palestina (UNRWA) pada April mengungkapkan, para tahanan mengalami berbagai perlakuan buruk selama di penjara, seperti dipukul, tidak diberikan makanan, air dan akses terhadap toilet, serta tangan dan kaki mereka diikat dengan tali plastik.

"Para tahanan sekarat setiap hari. Tidak ada makanan atau minuman atau obat-obatan. Tidak ada makanan atau pakaian. Penyakit memakan tubuh mereka dan tidak ada yang melihat mereka,” kata mantan tahanan, Aalam Hijazi, kepada Reuters.

3. Penyiksaan terhadap tahanan Palestina meningkat sejak 7 Oktober

Kelompok hak asasi tahanan Palestina Addameer mendesak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menuntut pertanggungjawaban pejabat Israel atas dugaan kejahatan yang dilakukan terhadap tahanan. 

“Addameer telah banyak mendokumentasikan kejahatan yang dilakukan terhadap tahanan Palestina, yang semuanya termasuk dalam kejahatan yang dicantumkan oleh jaksa (Karim Khan) seperti kelaparan, dengan sengaja menyebabkan penderitaan besar, atau cedera serius pada tubuh atau kesehatan, atau perlakuan kejam, dan terutama penganiayaan. sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata organisasi tersebut pada Mei. 

Menurut Addameer, tindakan penyiksaan terhadap tahanan Palestina telah meningkat sejak pecahnya konflik Israel-Hamas pada 7 Oktober.

“Kondisi penahanan semakin parah, termasuk penyediaan porsi makanan yang sangat buruk, memaksa tahanan untuk tidur di sel yang sangat dingin, sel yang penuh sesak, dan tahanan harus tidur di lantai,” katanya. 

“Tahanan Palestina menjadi sasaran pemukulan beberapa kali dalam sehari, terkadang sampai kehilangan kesadaran, dipaksa untuk tetap dalam posisi stres, diancam, termasuk dengan kematian, kekerasan seksual, atau ancaman terhadap keluarga mereka, dan secara teratur digeledah," tambahnya.

Komite Publik Melawan Penyiksaan di Israel (PCATI) melaporkan bahwa lebih dari 1.400 pengaduan tentang penyiksaan telah diserahkan ke Kementerian Kehakiman Israel sejak 2001. Namun, semua kasus tersebut ditutup dan tidak pernah ada dakwaan yang dikeluarkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us