Di Jurang Inflasi, Presiden Belarus: Tuhan Melarang Menaikkan Harga!

Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus Aleksandar Lukashenko, pada Kamis (6/10/2022), menginstruksikan pembekuan harga kebutuhan pokok. Keputusan ini dilakukan demi menekan laju inflasi yang terus melonjak, sejak perang Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari.
Beberapa hari lalu, Lukashenko juga menyatakan keikutsertaan negaranya dalam konflik Rusia-Ukraina. Ia menyebut bahwa Belarus hanya berperan sebagai pemberi bantuan kepada pengungsi Ukraina, dan tidak akan mengirimkan personel militer ke negara tetangganya.
1. Lukashenko kritisi kurangnya aksi dalam menahan laju inflasi

Keterangan di atas diungkapkan oleh Lukashenko ketika menghadiri diskusi terkait masalah ekonomi di Minsk. Presiden berusia 68 tahun itu mengkritisi kurangnya kontrol dalam menangani kenaikan harga pasar yang sudah melambung.
"Mulai 6 Oktober, semua harga kebutuhan pokok dilarang naik. Dilarang! mulai hari ini. Tidak untuk besok, tapi mulai sekarang. Maka dari itu, mereka tidak akan menaikkan harga dari hari ke hari. Tuhan melarang seseorang menentukan kenaikan harga atau melakukan indeksasi dari masa lalu," papar Lukashenko, dilansir Belta.
Kendati demikian, Lukashenko memberikan pengecualian pada beberapa komoditas dan memberikan utusan kepada orang yang berhak menentukan harga, tanpa izin darinya. Beberapa orang tersebut meliputi Menteri Antimonopoli Regulasi dan Perdagangan, Gubernur dan Wali Kota Minsk.
Ia juga mengungkapkan bahwa keputusannya ini dikarenakan tingginya harga kebutuhan pokok. Pengecualian ini akan dikontrol oleh kementerian dan pemerintah.
2. Lukashenko minta semua bisnis tidak tutup
Dilaporkan Meduza, Lukashenko menginginkan semua bisnis tidak tutup menyusul aturan ini. Ia bahkan menyebut bahwa akan ada konsekuensi apabila terdapat bisnis yang tutup atau tidak melayani masyarakat.
"Tuhan melarang toko meninggalkan pasar, atau tutup, termasuk kantor ataupun toko kelontong beserta semuanya. Tuhan melarang mereka untuk pergi. Anda akan mendapatkan jawaban atas hal itu," tegas Lukashenko.
Pada pertemuan tersebut, Lukashenko mengungkapkan bahwa dalam delapan bulan terakhir 2022, inflasi sudah mencapai 13 persen. Pada akhir tahun, inflasi diprediksi akan menembus 19 persen. Ia sudah memberikan tugas kepada pemerintah dan Bank Nasional Belarus untuk menurunkan inflasi hingga 7-8 persen pada 2023.
3. Belarus bersiaga hadapi senjata nuklir di Polandia
Pada kesempatan itu, Lukashenko juga menuturkan kesiapan negaranya dalam melawan taktik serangan nuklir dari Polandia. Hal itu menanggapi dialog antara Warsawa dan Washington soal pembagian dan pengiriman senjata nuklir.
"Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan bahwa mereka sudah setuju dengan Amerika Serikat untuk menerima senjata nuklir ke Polandia. Apa yang mereka katakan kepada kami? Itu yang kami hadapi sebuah serangan senjata taktikal nuklir," tutur Lukashenko, dilansir dari RT.
"Belarus tidak memiliki senjata nuklir sendiri, ini harus dilakukan kebijakan yang pantas dalam merespons aksi tersebut. Kami akan mengadakan diskusi soal masalah ini dengan Kremlin," tambahnya.