Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eks Sekjen PBB Ban Ki Moon Temui Junta Myanmar

Mantan Sekjen PBB, Ban Ki Moon. (dok. Twitter @bankimooncentre)

Jakarta, IDN Times - Eks Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), Ban Ki Moon, mengunjungi Myanmar dan bertemu pemimpin junta militer, Min Aung Hlaing,  Senin (24/4/2023).

Ban diterima Min di ibu kota Naypyidaw. Salah satu isu yang dibahas Ban adalah perkembangan terbaru di Myanmar saat ini.

Namun, tak ada rincian apa saja yang dibicarakan keduanya saat pertemuan.

1. Ban Ki Moon tak bisa temui Aung San Suu Kyi

Sejumlah pihak menduga Ban meminta akses untuk bertemu pemimpin de facto Myanmar yang digulingkan, Aung San Suu Kyi. Namun, tidak ada pertemuan antara Ban dan Suu Kyi, kemarin.

Ban hanya bertemu dengan beberapa pejabat militer Myanmar, termasuk Menteri Pertahanan Mya Tun Oo.

Selepas jabatannya dari Sekjen PBB, Ban kini tergabung dalam kelompok The Elders yang didirikan Nelson Mandela, untuk mempromosikan perdamaian dan meredakan konflik.

2. Ban pernah meminta junta bebaskan Suu Kyi pada 2009

Saat masih menjabat sebagai Sekjen PBB, Ban pernah berkunjung ke Myanmar dan meminta pemimpin junta saat itu, Than Shew, agar membebaskan Suu Kyi.

Pada 2016, Suu Kyi akhirnya bebas dan menjabat sebagai pemimpin de facto Myanmar dengan dukungan penuh dari dunia internasional, termasuk PBB.

Kini, Suu Kyi kembali mendekam di penjara sejak kudeta militer pecah dua tahun lalu dan diganjar hukuman 33 tahun penjara oleh junta Myanmar. Persidangannya dilakukan tertutup dan tidak ada yang pernah berhasil bertemu Suu Kyi, hingga hari ini.

3. ASEAN berusaha meredam konflik Myanmar

Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/wsj.

Sementara itu, ASEAN yang kini diketuai Indonesia masih berusaha meredam konflik dan mengembalikan demokrasi di Myanmar. Lima Poin Konsensus yang juga disepakati junta, kembali ditekankan untuk perdamaian.

Meski demikian, kekerasan demi kekerasan masih terjadi di Myanmar. Terakhir, militer meluncurkan serangan udara ke sebuah desa di Sagaing, yang mengakibatkan lebih dari 50 warga sipil tewas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us