Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Erdogan: Islamofobia Menyebar di Negara Barat Seperti Wabah

Recep Tayyip Erdogan, presiden Turki (twitter.com/AK Party)

Jakarta, IDN Times - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa sentimen anti-Muslim terus menyebar seperti wabah di negara-negara Barat. Pernyataannya itu dia ungkapkan dalam pesan video di Forum Media Internasional dan Islamofobia ke-2 di ibu kota Ankara, Selasa (15/3/2022).

Presiden mengatakan, Islamofobia telah meracuni semua segmen masyarakat, dari orang-orang di jalan hingga politisi, pekerja, dan pegawai negeri. Erdogan menyoroti krisis pengungsi di Ukraina di mana warga dari negara-negara muslim lebih dipinggirkan.

“Perdebatan memalukan dalam konteks krisis Ukraina mengungkapkan dimensi berbahaya dari Islamofobia dan rasisme budaya,” kata Erdogan, dilansir Anadolu Agency.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa suasana kebencian yang dipromosikan oleh media yang tidak bertanggung jawab berdampak negatif terhadap umat Islam, serta jutaan orang dengan bahasa, agama, asal, dan budaya yang berbeda.

1. Mengecam tindakan diskriminasi terhadap Islam

Presiden Turki, Recep Erdogan, dalam perhelatan Forum Diplomasi Antalya, pada Minggu, 13 Maret 2022. (Twitter/Recep Tayyip Erdogan)

Erdogan mengecam diskriminasi terhadap semua orang yang rentan di seluruh dunia. Dia menekankan bahwa Islamofobia bukan hanya masalah bagi umat Islam, tetapi juga untuk semua masyarakat dunia. Menurutnya, semua orang harus berpartisipasi untuk mencegahnya.

“Jika tidak, kami tidak dapat mencegah serangan Islamofobia seperti (yang terjadi) di Selandia Baru pada 2019 dan Kanada pada 2021,” kata Erdogan memperingatkan.

Presiden Turki itu juga menekankan bahwa bersama dengan politisi Barat, media dan lembaga negara, tanggung jawab terbesar jatuh pada dunia Islam dan lembaga-lembaganya.

Menurutnya, umat Islam harus bereaksi keras dalam memperjuangkan hak-haknya dengan melawan ketidakadilan dan diskriminasi yang menargetkan ratusan juta orang dari mereka.

2. Islamofobia merupakan masalah global

Fahrettin Altun, Direktur Komunikasi Turki (Instagram/Fahrettin Altun)

Dilansir Yeni Safak, hal serupa disampaikan oleh Direktur Komunikasi Turki, Fahrettin Altun. Menurut dia, Islamofobia telah menjadi masalah global.

“Kami tidak berbicara tentang rasisme yang menggarisbawahi perbedaan biologis, tetapi sebenarnya itu adalah konstruksi rasisme yang didasarkan pada perbedaan budaya,” kata Altun.

Lebih lanjut dia menuturkan, Islamofobia dapat didefinisikan sebagai ideologi dominan abad ke-21. Dan komunitas Muslim menjadi sasaran serangan Islamofobia yang terus meningkat di seluruh dunia.

“Kami melihat peristiwa Islamofobia juga menyebar di kehidupan sosial dan kami melihat itu di negara-negara tertentu. Perempuan dilarang mengenyam pendidikan karena pakaian dan jilbabnya,” ungkap Altun.

“Kami melihat bahwa kelompok kanan radikal menyalahgunakan Islamofobia, dan di seluruh Eropa, kami melihat proses di mana perempuan ragu mengenakan pakaian agama dan mereka bahkan takut pergi ke masjid,” tambahnya.  

Dia menegaskan bahwa masyarakat yang menjadi sasaran Islamofobia membutuhkan bantuan keselamatan dan keamanan.

3. Turki tidak bisa mencegah Islamofobia sendiri

Bendera Turki (Pixabay/Sevgi001461)

Merujuk pada perbedaan perlakuan terhadap pengungsi dari Ukraina dan belahan dunia lain seperti Suriah, Afghanistan, dan negara-negara Afrika, Altun menekankan bahwa diskriminasi terhadap pengungsi berdasarkan agama dan budaya akan selalu diingat.

Altun mengatakan, presiden Turki telah memimpin perang melawan Islamofobia di setiap platform internasional. Erdogan disebut sering menggarisbawahi permintaan agar Islamofobia diterima sebagai bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan seperti halnya anti-Semitisme.

“Kami tidak akan pernah membiarkan Islamofobia dilegitimasi atau dinormalisasi dengan kedok kebebasan berekspresi, dan kami akan melanjutkan upaya kami di setiap platform,” kata dia.

“Islamofobia bukanlah masalah yang bisa dilawan oleh Turki sendiri. Kami membutuhkan perjuangan internasional dan multi-dimensi melawan Islamofobia,” tambah Altun.

Menurutnya, perjuangan tersebut tentunya harus dimulai dari Eropa dan menyebar ke seluruh dunia. Sebab, Islamofobia telah melembaga di Eropa, dan perang melawan Islamofobia juga harus dilembagakan di Eropa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us