Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gara-gara Konflik Perang, Koneksi Internet di Sudan Putus Total

Kondisi Sudan saat ini. (dok. Twitter @RSFSudan)

Jakarta, IDN Times - Koneksi internet di Sudan dilaporkan telah diputus total. Konflik bersenjata antara militer Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) pun masih berlanjut, terutama di Ibu Kota Khartoum.

Meski ada pengumuman gencatan senjata selama 72 jam sejak Jumat (21/4/2023) lalu, namun tembakan dan ledakan masih terdengar di penjuru Ibu Kota.

Dilansir dari Al Jazeera, Minggu (23/4/2023), lebih dari 400 orang tewas dan 3.500 orang dilaporkan terluka akibat konflik ini.

1. Warga susah cari makanan

Selain internet diputus, masyarakat lokal maupun asing yang masih berada di Sudan mengaku kesulitan mencari makanan.

“Kami terjebak di zona perang. Kami tidak punya makanan dan air,” kata Musa Ali Ibrahim, seorang mahasiswa asal Nigeria.

“Semua toko tutup. Bahkan jika kita punya uang sekalipun, tidak ada keamanan yang menjamin,” tuturnya.

2. Masih ada suara tembakan di tengah gencana senjata

Gencatan senjata yang diusulkan oleh RSF juga dilaporkan tidak membantu. Pasalnya, ledakan dan kepulan asap masih terasa di bagian utara Khartoum.

Bahkan, terdengar suara tembakan di dekat Istana Presiden Sudan. Istana Presiden Sudan dan bandara internasional negara tersebut kini sudah diduduki oleh RSF.

3. Perang saudara antara militer dan RSF

Kedua belah kubu ini mulanya adalah sekutu. Pemimpin militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan pemimpin RSF Jenderal Mohammed Hamdan ‘Hemedti’ Dagalo kini menjadi rival.

Pada Oktober 2021, al-Burhan dan Hemedti mengatur kudeta. Mereka menghentikan pemerintahan transisi pascapenggulingan Omar al-Bashir pada 2019. Al-Burhan merupakan tentara karir dari pemerintahan, sementara Hemedti merupakan pejuang demokrasi dan hak rakyat Sudan.

RSF sendiri dibentuk pada 2013 silam. Awalnya mereka dituding sebagai milisi Janjaweed yang melakukan kejahatan HAM di Darfur, selama konflik tahun 2000-an.

Pemerintah menggunakan Janjaweed untuk membantu militer menghentikan pemberontakan. Pada 2017, UU yang melegitimasi RSF sebagai pasukan keamanan independen disahkan.

Meski menjadi sekutu dari Omar al-Bashir, Hemedti juga mengambil bagian ketika menggulingkan al-Bashir dari kursi presiden pada 2019.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us