Gila! Anggota Kongres AS Sarankan Gaza Dibom Nuklir seperti Jepang

- Anggota Kongres AS Randy Fine menyarankan Gaza dibom nuklir seperti Hiroshima dan Nagasaki.
- Fine menyebut perjuangan Palestina sebagai kejahatan dan budaya Palestina bermasalah sehingga harus dikalahkan.
- CAIR mengecam pernyataan Fine, sementara Hamas mengutuknya sebagai hasutan pembantaian massal yang melanggar hukum internasional.
Jakarta, IDN Times - Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Randy Fine memicu kontroversi setelah menyarankan Gaza dibom nuklir seperti Hiroshima dan Nagasaki. Politisi Republik dari Florida itu menyampaikan pernyataan kontroversialnya dalam wawancara dengan Fox News pada Kamis (22/5/2025).
Pernyataannya merespons insiden penembakan dua staf kedutaan Israel di Washington DC pada Rabu lalu (21/5/2025). Korban yang tewas adalah Yaron Lischinsky (30) dan Sarah Milgrim (26). Pelaku menyatakan aksinya sebagai bentuk solidaritas untuk warga Palestina di Gaza.
1. Fine samakan Gaza dengan Jepang saat Perang Dunia II
Randy Fine yang baru menjabat periode pertama menyebut satu-satunya cara mengakhiri konflik Gaza adalah dengan membuat Hamas menyerah total. Fine membandingkan situasi Gaza dengan Perang Dunia II, saat AS menjatuhkan bom atom ke Jepang.
"Dalam Perang Dunia II, kami tidak bernegosiasi dengan Nazi. Kami juga tidak bernegosiasi dengan Jepang. Kami mengebom Jepang dua kali untuk membuat mereka menyerah tanpa syarat. Hal yang sama perlu dilakukan di kasus ini," kata Fine, dilansir Ynet.
Fine juga menyebut perjuangan Palestina sebagai kejahatan. Dia menilai kalau budaya Palestina bermasalah sehingga harus dikalahkan. Fine menambahkan, aktivisme pro-Palestina juga harus dipadamkan dengan segala cara.
2. Organisasi Muslim Amerika kecam pernyataan Fine
Council on American-Islamic Relations (CAIR) mengecam pernyataan Fine. Organisasi itu menilai pernyataan Fine sebagai hasutan kekerasan. CAIR menuntut Fine dicopot dari semua komite kongres dan meminta maaf.
"Mari kita perjelas, Randy Fine bukan hanya fanatik berbahaya. Dia adalah anggota Kongres yang secara terbuka berfantasi tentang pembantaian massal warga Palestina dengan senjata nuklir," kata Direktur Urusan Pemerintahan CAIR Robert McCaw, dikutip New Arab.
Hamas juga mengutuk pernyataan Fine sebagai hasutan pembantaian massal. Kelompok itu menyebut usulan Fine melanggar hukum internasional.
"Seruan ekstremis ini adalah bukti nyata yang menunjukkan cara berpikir rasis dan fasis sebagian politisi AS," kata Hamas, dilansir Anadolu Agency.
3. Rekam jejak kontroversial Fine sebelumnya

Fine memiliki riwayat panjang terkait sikap anti-Muslim dan anti-Palestina. Awal bulan ini, Fine menyebut anggota Kongres Rashida Tlaib sebagai "teroris Muslim" di media sosial. Saat itu, Fine merespons kritik Tlaib soal Israel yang memblokade makanan ke Gaza.
Tahun lalu, Fine pernah berkomentar soal kematian aktivis Amerika Ayşenur Ezgi Eygi di Tepi Barat. Menurut Fine, aktivis yang melempar batu seperti Eygi memang pantas ditembak, dilansir Palestine Chronicle.
Fine juga kerap menggunakan hashtag kontroversial di unggahan media sosialnya soal serangan Israel ke Gaza.
CAIR telah mengirim surat ke seluruh anggota DPR Amerika dan 1.600 staf kongres. Organisasi itu meminta mereka mengutuk rekam jejak Fine yang sering mengeluarkan pernyataan anti-Muslim dan anti-Palestina.