Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Guinea Pecat Puluhan Tentara usai Pembebasan Eks Diktator

Présiden Guinea, Jenderal Mamadi Doumbouya. (facebook.com/mamadidoumbouyaprg)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Guinea resmi memecat puluhan tentara dan penjaga tahanan pada Senin (6/11/2023). Mereka telah lalai dalam menjalankan tugasnya hingga mengakibatkan kaburnya mantan diktator Guinea, Moussa Dadis Camara dan dua narapidana lainnya. 

Peristiwa serangan di dalam tahanan pada Sabtu pekan lalu, mengejutkan semua pihak di Guinea. Beberapa jam setelahnya, Camara dan dua orang tahanan yang kabur lainnya. Namun, aparat keamanan Guinea masih mencari seorang narapidana yang ikut melarikan diri. 

1. Sekitar 60 tentara dan penjaga tahanan dipecat

Pemimpin junta militer Guinea, Mamady Doumbouya mengumumkan pemecatan sekitar 60 tentara dan aparat penjaga perbatasan di negaranya. Beberapa tentara itu, termasuk petinggi militer yang jadi buronan, Claude Pivi, Moussa Thiegboro Camara, dan Blaise Goumou. 

Dalam mencari buronan, pemerintah Guinea sudah menerjunkan pasukan elite untuk menangkap mantan personel militer tersebut. Pada Senin, pasukan sudah diturunkan di beberapa area di bagian selatan Conakry, meliputi Coleah, Mafanco, dan Madina. 

Dilansir RFI, area tersebut dicurigai sebagai tempat persembunyian mereka karena merupakan basis dari mantan Presiden Alpha Conde yang diduga berniat mengadakan kudeta di negara Afrika Barat tersebut. 

2. Sebanyak 9 orang tewas dalam insiden pembobolan penjara

Kejaksaan Agung Guinea, Yamoussa Conte mengatakan bahwa sebanyak sembilan orang tewas akibat insiden serangan di penjara ini akhir pekan lalu. Pihaknya telah menemukan jasad dari 3 pelaku serangan, 4 aparat keamanan, dan 2 orang lainnya. 

Sementara itu, terdapat enam orang lain yang harus dilarikan ke rumah sakit terdekat karena mengalami luka-luka. Sebelumnya, warga sipil yang berada di dalam ambulans juga tertembak akibat baku tembak di dalam penjara. 

Insiden ini menunjukkan bagaimana situasi keamanan di Guinea yang sebenarnya dalam beberapa tahun terakhir. Setelah diambilalih oleh Mamady Doumbouya pada 2021 lewat kudeta militer, negara Afrika Barat itu terus dirundung kasus kekerasan. 

3. Penangkapan Camara atas desakan dari Doumbouya

Moussa Dadis Camara telah ditangkap sejak September 2022 dan masih menjalani persidangan atas kasus pembunuhan 156 warga sipil dan pemerkosaan kepada 109 orang yang dilakukan oleh tentara di tengah unjuk rasa di stadion pada 2009 lalu. 

Dilansir France24, Camara yang maju sebagai presiden usai kudeta pada Desember 2008 telah dituntut atas kasus pembunuhan, kekerasan seksual, kekerasan, penculikan, dan penyekapan. Apabila terbukti bersalah, ia akan divonis hukuman penjara seumur hidup. 

Penangkapan Camara ini dilakukan atas paksaan dari Doumbouya atas kejahatan yang dilakukannya pada 2009. Pemimpin junta militer itu pun sudah berjanji untuk membangun kembali Guinea dan mengembalikan keadilan, termasuk menghukum para eks anggota militer. 

Doumbouya sudah mendapat tekanan dari dunia internasional untuk mengambalikan kekuasaan ke tangan sipil. Pada Januari 2023, ia sudah menjanjikan akan menyerahkan kekuasaannya selama 2 tahun masa transisi. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us