Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Guyana Tolak Rumor Pendirian Pangkalan Militer AS di Negaranya

ilustrasi bendera Guyana (pexels.com/aboodi)

Jakarta, IDN Times - Jaksa Agung Guyana Anil Nandlall, pada Kamis (11/1/2024), menegaskan tidak akan menerima tawaran pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di negaranya. Ia meyakinkan tidak ada permintaan formal soal pendirian pangkalan militer itu.  

Hubungan Venezuela-Guyana terus menegang dalam beberapa pekan terakhir usai kedatangan kapal perang Inggris, HMS Trent di Guyana. Caracas pun langsung menginstruksikan latihan militer besar-besaran dan mengklaim Goergetown tidak memenuhi janjinya. 

1. Klarifikasi untuk meredam tensi Venezuela-Guyana

Nandlall dan Wakil Presiden Bharrat Jagdeo mengatakan, klarifikasi dilontarkan untuk meredam tensi dengan Venezuela soal sengketa wilayah Esequibo. 

"Kami tidak pernah didekati atau pun mendekati AS soal pendirian pangkalan militer di teritori Guyana," terang Jagdeo, dikutip Associated Press

Sementara, Nandlall mengatakan bahwa Presiden Venezuela Nicolas Maduro tetap percaya, Guyana bersedia memberikan wilayahnya untuk dijadikan lokasi pangkalan militer AS di Laut Karibia. 

"Presiden Ali sudah mengungkapkan bahwa ini tidak akan terjadi. Namun, kami hanya mendorong kerja sama dengan sekutu-sekutu kami untuk meningkatkan kapabilitas pertahanan integritas teritorial dan kedaulatan kami," ungkapnya. 

2. Guyana minta bantuan AS untuk memodernisasi militernya

Pada Selasa (9/1/2023), Guyana menyambut kedatangan Wakil Sekretaris Pertahanan AS di Benua Amerika Daniel P Erikson. Kedatangan petinggi militer itu sebagai penguatan kerja sama pertahanan AS-Guyana. 

Dalam pertemuan itu, Erikson mengatakan AS bersedia membantu Guyana untuk meningkatkan pengorganisasian dan perlengkapan tentara Guyana dalam beberapa bulan ke depan. Nantinya akan ada latihan militer khusus seperti yang dilakukan pada tahun lalu. 

Ia menambahkan, Guyana ingin memodernisasi kemampuan pertahanannya dalam menghadapi sejumlah ancaman yang terfokus pada cakupan dan kapabilitas, termasuk dalam bidang keamanan siber. 

"Salah satu yang menarik perhatian kami adalah memastikan bahwa Guyana meningkatkan kapasitas pertahanannya dan ini dilakukan dengan rencana yang strategis dan terbagi dalam semua institusi pertahanan dan terus berlanjut," tutur Erikson. 

3. Venezuela minta AS dan Guyana hentikan intimidasi

Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov saat bertemu di Moskow, Kamis (16/11/2023). (twitter.com/mfa_russia)

Mendengar penguatan kerja sama militer AS-Guyana, Menteri Luar Negeri Venezuela Yvan Gil mengecam ancaman dan intimidasi militer yang dilakukan AS dan Guyana dalam mengatasi sengketa wilayah Esequibo. 

Ia pun menekankan kepada semua negara di Amerika Latin dan Karibia bersatu, dan memperjuangkan kawasan itu menjadi zona aman serta damai. 

"Ancaman kestabilan kawasan yang didorong oleh Guyana dan asosiasi militernya dengan AS harus dihentikan sesegera mungkin. Kerja sama itu memungkinkan timbulnya konflik di kawasan Amerika Latin dan Karibia," terang Gil, dilansir Telesur.

"Kami menekankan penguatan persatuan negara-negara Amerika Latin dan Karibia dalam memastikan perdamaian kawasan melawan imperialisme," tambahnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us