Hampir Setengah Juta Warga Pakistan Ngungsi akibat Banjir

- Operasi penyelamatan besar-besaran terus dilakukan.
- Lebih dari 800 perahu dan 1.300 personel penyelamat dikerahkan untuk mengevakuasi warga yang terdampak banjir.
- Warga tidak sempat membawa barang-barang mereka.
Jakarta, IDN Times - Hampir 500 ribu orang terpaksa mengungsi akibat banjir yang melanda Pakistan timur. Pemerintah mengatakan, banjir musim hujan kali ini telah menewaskan sedikitnya 30 orang sejak awal pekan.
Tiga sungai yang mengalir melewati provinsi Punjab, yang berbatasan dengan India, telah meluap ke tingkat yang sangat tinggi sehingga berdampak pada lebih dari 2.300 desa.
Nabeel Javed, kepala layanan bantuan pemerintah Punjab, pada Sabtu (30/8/2025), mengatakan bahwa 481 ribu warga yang terjebak banjir dan 405 ribu hewan ternak telah dievakuasi. Secara keseluruhan, ada lebih dari 1,5 juta orang yang terdampak banjir.
1. Operasi penyelamatan besar-besaran terus dilakukan
Dilansir dari Al Jazeera, Irfan Ali Khan, kepala badan penanggulangan bencana provinsi Punjab, mengatakan bahwa lebih dari 800 perahu dan sekitar 1.300 personel penyelamat dikerahkan untuk mengevakuasi warga dari wilayah yang terdampak bencana. Sebagian besar di antaranya tinggal di daerah pedesaan dekat tepian tiga sungai tersebut.
“Ini adalah operasi penyelamatan terbesar dalam sejarah Punjab,” ujarnya.
Menurut badan tersebut, sedikitnya 835 orang telah meninggal sejak musim hujan dimulai pada 26 Juni. Sebanyak 195 di antaranya meninggal di provinsi Punjab.
“Tidak ada satu pun nyawa manusia yang diabaikan. Segala bentuk upaya penyelamatan terus dilakukan,” kata Khan. Ia menambahkan bahwa lebih dari 500 posko bantuan telah didirikan untuk memberikan perlindungan bagi keluarga dan ternak mereka.
2. Warga tidak sempat membawa barang-barang mereka
Hujan terus turun sepanjang Sabtu, termasuk di Lahore, ibu kota provinsi. Departemen Meteorologi Pakistan (PMD) memperkirakan gelombang baru hujan lebat, angin, dan badai petir akan terjadi di berbagai wilayah.
“Ketika situasi semakin buruk dan ketinggian air mencapai garasi, saya mengambil sepeda dan berlari menyelamatkan diri. Sudah dua hari sejak saya pergi. Saya bahkan tidak sempat membawa pakaian untuk bisa berganti," kata seorang pemilik toko bernama Sikandar Mughal, dikutip dari France24.
Sementara itu, di desa miskin Shahdara, di pinggiran Lahore, puluhan keluarga mengungsi di sebuah sekolah setelah rumah-rumah mereka terendam banjir.
“Lihat semua perempuan yang duduk bersama saya – mereka tak berdaya dan putus asa. Semua orang telah kehilangan segalanya. Rumah mereka hilang, barang-barang mereka hancur. Kami bahkan tidak sempat membawa pakaian untuk anak-anak mereka,” kata Tabassum Suleman, seorang petugas kebersihan berusia 40 tahun.
3. Pakistan rentan terhadap dampak krisis iklim
Pakistan, yang memiliki populasi lebih dari 240 juta jiwa, termasuk negara yang paling rentan terhadap dampak krisis iklim. Hal ini terbukti dari meningkatnya frekuensi banjir bandang dan peristiwa terkait iklim lainnya yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Pada pertengahan Agustus, lebih dari 400 warga Pakistan tewas akibat tanah longsor di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, dekat perbatasan Afghanistan. Pada 2022, banjir bandang juga menenggelamkan sepertiga wilayah Pakistan, dengan provinsi Sindh menjadi area yang paling terdampak parah.