Happy Yaman Gencatan Senjata, Iran Harapkan Konflik Berakhir Permanen

Jakarta, IDN Times - Gencatan senjata di perang Yaman antara kelompok Houthi dan koalisi pimpinan Arab Saudi disambut baik oleh Iran. Negara pendukung Houthi tersebut bahkan menyerukan untuk mencari solusi yang dapat dirundingkan untuk menghentikan konflik 7 tahun itu.
Gencatan senjata tersebut berhasil disepakati pada Sabtu (2/4/2022), dan mulai berlaku pada hari yang sama pukul 19.00 waktu setempat. Kesepakatan itu juga dapat diperpanjang tergantung keinginan pihak-pihak terkait.
Operasi militer akan dihentikan selama dua bulan. Kapal juga akan diizinkan untuk membawa makanan dan bahan bakar. Sebagian bandara di ibu kota Yaman, Sana'a, juga akan dibuka kembali, dilansir Tasnim.
1. Iran berharap konflik segera berakhir

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, menyatakan harapan bahwa langkah itu bisa menjadi awal dari pencabutan blokade dan pembentukan gencatan senjata permanen untuk menemukan solusi politik untuk krisis Yaman, lapor Reuters.
Dia juga menyampaikan harapan bahwa semua ini akan dapat membuka jalan bagi dimulainya inisiatif politik untuk menyelesaikan krisis Yaman. Dia menegaskan kembali kebijakan Iran untuk mendukung solusi politik dan kemanusiaan di Yaman.
“Kami berharap bahwa pada malam bulan suci Ramadan, masalah kemanusiaan akan diprioritaskan, gencatan senjata akan berlangsung dan kami akan melihat peningkatan dalam situasi kemanusiaan dan pertukaran tahanan antara pihak yang bertikai,” kata Khatibzadeh.
2. Yaman berkomitmen mematuhi gencatan senjata

Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara angkatan bersenjata Yaman, mengungkapkan komitmen negaranya pada gencatan senjata yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut. Dia ingin tetap mematuhinya selama pihak-pihak lainnya juga menghormati kesepakatan itu.
“Kami mengumumkan berlakunya gencatan senjata kemanusiaan dan militer dan komitmen kami untuk penghentian operasi militer secara komprehensif selama pihak lain mematuhi ini,” kata Yahya Saree di Twitter pada Sabtu.
Utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg, telah mengatakan bahwa koalisi terutama gerakan perlawanan Ansarullah Yaman juga menyambut baik gencatan senjata.
"Tujuan dari gencatan senjata ini adalah untuk memberi Yaman istirahat atas kekerasan, bantuan dari penderitaan kemanusiaan, dan yang paling penting berharap bahwa konflik ini mungkin diakhiri," kata Grundberg.
3. Iran berharap umat Islam bersatu menyambut Ramadan

Di waktu yang sama, presiden Iran, Ebrahim Raisi, mengucapkan selamat kepada negara-negara Islam di awal bulan suci Ramadan. Dia berharap umat Islam dapat bersatu dan solid serta mematahkan gerakan pemecah-belah seperti aksi terorisme.
Dia juga berharap dengan berkah bulan ini yang penuh rahmat dan ampunan, dan dengan upaya para pemimpin dan pemikir negara-negara Islam, dan menekankan tumbuhnya empati dan solidaritas di antara negara-negara muslim. Raisi juga mendorong penghapusan penindasan dan ketidakadilan, serta pembentukan perdamaian dan keamanan di seluruh dunia, terutama di Palestina.