Helikopter yang Angkut Kepala Polisi El Salvador Jatuh

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Kepolisian El Salvador, Mauricio Arriaza, tewas dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (8/9/2024). Militer mengatakan helikopter UH-1H jatuh di dekat Pasaquina, sekitar 10 km dari perbatasan dengan Honduras.
Arriaza berada di helikopter itu untuk mengawal penangkapan Manuel Coto, mantan direktur bank yang terlibat dalam skema penipuan sebuah serikat kredit. Coto juga tewas dalam kecelakaan helikopter ini.
1. El Salvador akan kibarkan bendera setengah tiang

Kementerian Kehakiman dan militer El Salvador mengatakan, kecelakaan ini juga menyebabkan tujuh orang lainnya tewas. Mereka adalah tiga polisi, tiga tentara, dan seorang pegawai Kementerian Kehakiman.
Presiden Nayib Bukele telah menyerukan penyelidikan atas insiden ini.
"Apa yang terjadi tidak bisa hanya sekadar 'kecelakaan'. Hal itu harus diselidiki secara menyeluruh dan tuntas," kata Bukele, dikutip dari Reuters.
Bukele mengatakan bendera akan dikibarkan setengah tiang selama tiga hari untuk menghormati Arriaza.
William Duncan, duta besar Amerika Serikat (AS) untuk El Salvador, telah mengirimkan belasungkawa kepada keluarga, polisi, pemerintah dan seluruh warga El Salvador atas tragedi tersebut.
2. Ditangkap saat berusaha menuju AS

Arriaza melakukan perjalanan ke perbatasan Honduras untuk menahan Coto. Pejabat Honduras mengatakan, polisi telah menangkap mantan direktur bank tersebut saat ia mencoba menuju AS dengan bantuan penyelundup manusia, dilansir dari BBC.
Berita penangkapannya menimbulkan kebingungan karena tidak banyak yang tahu bahwa ia telah melarikan diri. Sebelumnya, El Salvador mengumumkan Coto telah ditahan di Panama pada Juli.
Coto merupakan salah satu dari 32 orang yang dituduh melakukan penggelapan dan pencucian uang atas hilangnya 35 juta dolar AS (Rp540,9 miliar) dari kas serikat kredit COSAVI.
Jaksa Agung El Salvador menuduh kelompok tersebut menguras uang tabungan warga dan menggunakannya untuk membeli apartemen dan mobil mewah, serta berbagai barang lainnya. Secara keseluruhan, 15 orang telah ditahan terkait kasus ini, termasuk orangtua Coto.
3. Polisi dituduh melakukan penangkapan secara tidak adil
Bukele menunjuk Arriaza menjadi kepala polisi nasional pada 2019. Dia memuji pemimpin polisi itu atas kontribusinya terhadap keamanan nasional dan perannya dalam berbagai operasi kepolisian.
Arriaza telah membantu memimpin tindakan keras terhadap geng-geng di seluruh negeri dan telah menekan angka pembunuhan di negara itu. Namun, tindakannya juga menuai kritik dari kelompok-kelompok hak asasi manusia atas penangkapan sewenang-wenang yang dilakukan.
Pada 2022, Human Rights Watch mengimbau berbagai negara untuk memberlakukan larangan perjalanan dan pembekuan aset terhadap sejumlah pejabat tinggi negara tersebut, termasuk Arriaza, yang dituduh bertanggung jawab atas tindakan polisi nasional dalam melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas.