Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hizbullah: Hassan Nasrallah Tewas saat Berada di Ruang Diskusi Perang

ilustrasi pemakaman (unsplash.com/cstembridge)

Jakarta, IDN Times - Pejabat Hizbullah, Wafiq Safa, mengungkapkan bahwa pemimpin mereka, Hassan Nasrallah, tewas terkena serangan udara Israel saat berada di dalam ruang operasi perang Hizbullah.

Serangan tersebut terjadi pada 27 September 2024, yang menghancurkan beberapa gedung di Beirut dan menewaskan pejabat senior Hizbullah lainnya.

Dilansir AP News, Nasrallah dan para pejabat Hizbullah lainnya sedang berada di bawah tanah untuk mengadakan pertemuan ketika serangan itu terjadi.

"Yang Mulia (Hassan Nasrallah) biasa memimpin pertempuran dan perang dari lokasi ini," kata Safa pada Minggu (5/1/2025) di dekat lokasi tempat Nasrallah terbunuh.

1. Nasrallah akan dikuburkan secara umum setelah gencatan senjata

Jenazah pemimpin Hizbullah dikabarkan dimakamkan sementara di lokasi rahasia yang menimbulkan beberapa spekulasi mengenai lokasinya. Saat ini Hizbullah sedang mempersiapkan pemakaman resminya dan menunggu waktu yang tepat.

"Saya yakin tanggal dan waktu yang tepat untuk acara ini akan segera dipilih. Anda akan menyaksikan prosesi yang megah oleh orang-orang bangsa ini, yang menghormati syahid bangsa, Hassan Nasrallah," kata Ibrahim Al-Moussawi, Anggota parlemen Lebanon, dilansir CNN pada 29 November 2024.

Dilansir Iranintl, media lokal Iran, Hizbullah berencana menguburkan Nasrallah setelah gencatan senjata 60 hari dengan Israel. Safa pun menyebut persiapan itu juga sedang dilakukan untuk Hashem Safieddine, penerus Nasrallah yang tewas tidak lama kemudian.

2. Gencatan senjata Hizbullah-Israel selama 60 hari

Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku pada 27 November 2024, rencananya akan berjalan selama 60 hari. Selama periode awal ini, Hizbullah diharuskan memindahkan para pejuang, senjata, dan infrastrukturnya dari Lebanon Selatan ke utara Sungai Litani.

Sementara itu, Israel diharuskan menarik pasukannya dari Lebanon Selatan. Kemudian, Lebanon selatan akan dikuasai oleh tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB.

Meski sudah melakukan gencatan senjata, Israel belum menarik seluruh pasukannya dan terus melakukan serangan, serta penerbangan melintasi wilayah Lebanon. Alasannya, Israel mengatakan bahwa militer Lebanon belum melakukan tugasnya untuk menghancurkan infrastruktur Hizbullah.

Hal ini menyebabkan keduanya terlibat saling mengancam dan berpotensi merusak gencatan senjata. Pemimpin Hizbullah, Naim Kassem, memberikan peringatan kepada Israel jika tidak segera menarik pasukannya dan peringatan serupa juga disampaikan oleh Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, jika melanggar perjanjian.

3. Hizbullah menahan diri untuk menyerang karena sedang lemah

Dilansir Euro News, lambatnya penarikan pasukan Israel disebabkan kurangnya pasukan militer Lebanon untuk mengambil alih Lebanon Selatan. Sebaliknya, Lebanon mengatakan bahwa mereka menunggu Israel menarik seluruh pasukannya sebelum militer Lebanon menurunkan pasukannya.

Hizbullah mendapat kerugian besar setelah perang selama dua bulan terakhir, dengan berkurangnya pemimpin, senjata, dan pasukan, akibat serangan udara dan darat. Ditambah lagi, jatuhnya Bashar al-Assad menjadi kemunduran bagi Hizbullah.

"Ketidakseimbangan kekuatan menunjukkan Israel mungkin ingin memastikan kebebasan bertindak yang lebih besar setelah periode 60 hari," jelas Firas Maksad, peneliti di Middle East Institute, seraya menambahkan bahwa lemahnya Hizbullah memaksa mereka untuk memastikan gencatan senjata tidak runtuh walaupun Israel melakukan pelanggaran.

Meski Hizbullah dalam kondisi yang lemah, mereka masih dapat melancarkan serangan dengan senjata ringan jika militer Israel tetap berada di Lebanon selatan. Sebaliknya, Israel masih dapat melakukan serangan udara di Lebanon, seperti di Suriah, meskipun sudah menarik pasukannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Irfan
EditorMuhammad Irfan
Follow Us