Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hun Sen Ungkap Peran Penting ASEAN di Tengah Dunia Multipolar

Presiden Senat Kamboja Hun Sen. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Jakarta, IDN Times - Presiden Senat Kamboja, Hun Sen mengungkapkan bahwa ASEAN memainkan peran penting dalam membentuk tata kelola global. Di tengah dunia multipolar, ASEAN harus bisa membangun sistem internasional yang lebih adil.

Hun Sen menyoroti pergeseran dunia yang memberi pengaruh besar atas masalah global.

"Dalam konteks ini, ASEAN memiliki peran penting untuk dimainkan dalam membentuk tatanan dunia yang didasarkan pada kerangka hukum dan fondasi demokrasi, serta keadilan yang lebih kuat," katanya dalam pidato peringatan ulang tahun ke-26 keanggotaan Kamboja di ASEAN, Selasa (6/5/2025).

1. Hun Sen mencatat mundurnya multilateralisme

Presiden Prabowo menerima kunjungan kehormatan Presiden Senat Kerajaan Kamboja, Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen, di Istana Merdeka, Jakarta (Youtube.com/Sekretariat Presiden)

Hun Sen mencatat beberapa negara besar menarik diri dari sistem global yang mereka bantu bangun, yang sekarang sedang dirusak oleh mundurnya multilateralisme dan supremasi hukum. Sementara di saat yang sama, kata Hun Sen, negara-negara berkembang menyerukan tata kelola yang mencerminkan dinamika kekuatan global yang baru.

Hun Sen menekankan bahwa ASEAN muncul sebagai pemain global utama, berkembang melampaui peran tradisionalnya sebagai lembaga regional.

"ASEAN bukan lagi aktor atau lembaga regional. ASEAN telah menjadi aktor global yang aktif dan bersemangat, yang diakui oleh para aktor global lainnya," kata Hun Sen.

2. ASEAN kutub politik dan ekonomi penting di dunia

ilustrasi Sekretariat ASEAN (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Menurut Hun Sen, ASEAN merupakan kutub politik dan ekonomi penting di dunia. Ia menambahkan, dengan populasi lebih dari 670 juta, ASEAN menjadi populasi terbesar ketiga, dan ekonomi terbesar kelima di dunia.

Hun Sen menegaskan, peran ASEAN dalam menetapkan agenda tata kelola global tidak dapat diabaikan. "Tatanan dunia terus berkembang ke arah tatanan multipolar, dengan makin banyak aktor yang meningkatkan kekuatan ekonomi, diplomatik, dan militernya, sehingga mendorong mereka berupaya mewujudkan sistem pemerintahan yang konsisten dengan realitas baru keseimbangan kekuatan global," tegasnya.

Hun Sen menambahkan bahwa aktor-aktor baru ingin memainkan peran lebih besar dalam menentukan agenda tata kelola global, yang lebih demokratis dan adil.

Oleh karena itu, perebutan kekuasaan telah mendorong beberapa negara adikuasa untuk menjauh dari kaidah-kaidah tata kelola global yang telah mereka bangun dengan susah payah pasca Perang Dunia II, yang telah mengguncang tatanan internasional, khususnya mekanisme multilateral yang berbasis pada kaidah.

“Dalam situasi seperti ini, ASEAN memiliki peran penting dalam membantu membentuk tatanan dunia yang berdasarkan hukum dan lebih demokratis serta adil," terangnya.

3. Kamboja anggota ke-10 ASEAN

Ilustrasi bendera Kamboja (unsplash.com/Daniel Bernard)

Kamboja merupakan negara ke-10 yang bergabung sebagai anggota ASEAN pada 30 April 1999. Mulanya Kamboja direncanakan bergabung sebagai anggota ASEAN pada 1997. Sayangnya, ada masalah politik internal di negara tersebut yang membuat Kamboja menunda keanggotaannya selama dua tahun.

Hun Sen, yang memiliki nama lengkap Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen, menjabat sebagai Perdana Menteri Kamboja sebanyak dua kali, yaitu pada periode 1985 – 1993 dan periode 1998 – 2023.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us