Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indonesia Catat 5 Pencapaian di UNESCO, Apa Saja?

ilustrasi bendera Indonesia (pexels.com/ddnrs)
ilustrasi bendera Indonesia (pexels.com/ddnrs)
Intinya sih...
  • Indonesia terpilih menjadi anggota Komite MOST UNESCO
  • Peran maritim diperkuat lewat kursi di Dewan IOC UNESCO
  • Pengakuan global Syekh Yusuf dan Hari Raya Umat Islam
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Indonesia terpilih menjadi anggota Komite MOST (Management of Social Transformations), sebuah badan yang berfokus memperkuat peran ilmu sosial dalam merumuskan kebijakan publik. Keberhasilan ini dinilai sebagai langkah strategis untuk memperluas pengaruh Indonesia dalam mendorong kebijakan berbasis riset, terutama di tengah perubahan sosial global yang semakin kompleks.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Prancis, Andorra, Monako, sekaligus Delegasi Tetap untuk UNESCO, Mohamad Oemar, menegaskan keanggotaan ini memperkuat reputasi Indonesia sebagai negara yang mengedepankan ilmu pengetahuan.

"Keanggotaan Indonesia di Dewan MOST memperkuat posisi kita sebagai negara yang tidak hanya kaya secara budaya, tetapi juga serius mengembangkan kebijakan berbasis pengetahuan ilmiah," ujarnya, dikutip dari keterangan tertulis Kemlu RI, Minggu (16/11/2025).

Dengan masuknya Indonesia ke dalam komite ini, pemerintah diharapkan dapat semakin menjembatani kajian akademik dengan penyusunan kebijakan publik, terutama dalam isu-isu sosial yang berdampak luas.

1. Peran maritim diperkuat lewat kursi di Dewan IOC UNESCO

Di bidang kelautan, Indonesia kembali mencatat pencapaian penting dengan terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif Komite Oseanografi Antarpemerintah (IOC) UNESCO. Mandat ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara kunci dalam pengembangan pengetahuan kelautan dunia, sejalan dengan statusnya sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.

Partisipasi aktif Indonesia di IOC memungkinkan kontribusi lebih besar dalam pengelolaan laut, riset oseanografi, mitigasi bencana, hingga penguatan tata kelola kelautan regional dan global.

Keanggotaan ini juga memperkuat posisi Indonesia dalam pengembangan kebijakan kelautan berbasis sains, serta membangun kolaborasi antara ilmuwan, pemerintah, dan lembaga internasional. Mandat tersebut semakin mengukuhkan peran Indonesia sebagai aktor utama dalam diskursus maritim global.

2. Pengakuan global Syekh Yusuf dan Hari Raya Umat Islam

Sidang Umum juga mengukuhkan peringatan 400 tahun kelahiran Syekh Yusuf Al-Makassari pada 2027 sebagai perayaan yang dikaitkan dengan UNESCO. Syekh Yusuf, ulama dan sufi besar asal Sulawesi Selatan, dikenal sebagai pejuang antikolonial dan tokoh penghubung budaya antara Indonesia dan Afrika Selatan.

Pengakuan ini menempatkan figur Syekh Yusuf sebagai bagian dari warisan intelektual dunia dan memperkuat diplomasi budaya Indonesia. Selain itu, UNESCO mengadopsi resolusi usulan Indonesia yang menetapkan, lembaga tersebut tidak akan mengadakan pertemuan resmi pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Langkah ini merupakan pengakuan simbolis atas pentingnya dua hari besar umat Islam dalam kalender global, sekaligus menunjukkan ruang yang semakin inklusif bagi keberagaman budaya dan agama. Resolusi tersebut disambut positif oleh negara-negara anggota dan menjadi salah satu capaian diplomasi budaya Indonesia yang menonjol pada sidang 2025.

3. Simbol kontribusi Indonesia untuk pendidikan, sains, dan budaya dunia

Secara keseluruhan, lima capaian utama tersebut antara lain, penggunaan Bahasa Indonesia, keanggotaan di komite MOST, pengakuan Syekh Yusuf, pengakuan Idul Fitri dan Idul Adha, serta kursi di Dewan IOC, menjadi representasi kontribusi Indonesia yang kian strategis bagi mandat UNESCO.

Sederet pencapaian tersebut menunjukkan, Indonesia tidak hanya mengikuti agenda global, tetapi juga aktif membentuk narasi, mengusulkan resolusi, serta menghubungkan kepentingan nasional dengan kepentingan internasional.

Melalui langkah-langkah ini, diplomasi Indonesia di UNESCO semakin kokoh dan berdaya dorong. Indonesia pun menempatkan dirinya sebagai negara yang memadukan kekayaan budaya dengan visi modern berbasis ilmu pengetahuan.

Sidang Umum ke-43 UNESCO menjadi momentum penting untuk memperlihatkan, Indonesia mampu berdiri sebagai salah satu motor penggerak kolaborasi global di bidang pendidikan, sains, dan kebudayaan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in News

See More

Penyelundupan 81 Monyet dan Narkoba di Thailand, Dua Pelaku Ditangkap

17 Nov 2025, 07:09 WIBNews