Islandia Tutup Kantor Kedutaannya di Rusia

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, pada Sabtu (10/6/2023), mengecam keputusan Islandia menutup Kantor Kedutaan Besar di Moskow sementara waktu. Rusia menganggap aksi itu merusak hubungan kedua negara.
Relasi Rusia dengan negara-negara Barat kian retak belakangan ini. Pada Selasa lalu, Finlandia juga telah mengusir sembilan diplomat Rusia di Helsinki. Mereka diduga sebagai intelijen Rusia yang sengaja dikirim sebagai diplomat.
1. Rusia sebut Islandia rusak relasi baik kedua negara
Rusia menyebut keputusan Islandia menutup seluruh level diplomatik sama dengan menghancurkan seluruh kerja sama yang sudah dibangun.
"Kami akan mengingat keputusan tidak bersahabat dari Islandia ini ketika kami harus membangun kembali hubungan diplomatik di kemudian hari. Semua bentuk tindakan anti-Rusia dari Reykjavyk tentu akan diikuti oleh respons serupa," ungkap Kemlu Rusia, dilansir Reuters.
Meski demikian, Islandia berjanji akan membuka kembali kantoe kedutaan di Moskow ketika situasi sudah membaik. Pihaknya menegaskan keputusan ini tidak berdampak pada hubungan baik kedua negara.
2. Islandia jadi negara pertama yang tutup Dubes di Rusia
Sehari sebelumnya, Menteri Luar Negeri Islandia Thordis Gylfadottir mengumumkan penutupan sementara Kantor Kedutaan Besar di Rusia mulai 1 Agustus 2023. Keputusan ini membuat Islandia jadi negara pertama yang menutup Kantor Kedubes di Moskow.
"Ini bukanlah keputusan yang mudah karena Islandia dan Rusia punya hubungan yang kuat sejak merdeka pada 1944. Situasi saat ini tentu tidak dapat membuat pekerjaan perwakilan kecil Kedutaan Besar Islandia di Rusia berjalan optimal," ungkap Gylfadottir, dikutip The Moscow Times.
"Keputusan in tidak akan merusak dan mengganggu hubungan diplomatik Islandia-Rusia. Namun, karena hubungan politik dan budaya dengan Rusia ada di titik terendah, maka menjaga operasional Kantor Kedubes di Moskow tidak lagi diutamakan," sambungnya.
Selain itu, Gylfadottir meminta Kedubes Rusia agar membatasi operasional di Reykjavyk. Ia pun mendesak agar Moskow segera mengurangi jumlah diplomat yang berkantor di negaranya.
3. Ukraina apresiasi keputusan Islandia
Pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengapresiasi keputusan Islandia. Ia menyebut bahwa seluruh negara seharusnya mengikuti keputusan Reykjavyk untuk menutup Kantor Kedubes di Moskow.
"Saya berterima kasih kepada Islandia atas keputusan penutupan sementara operasional Kedubes di Moskow dan meminta Rusia membatasi operasional diplomatik di Reykjavyk. Rusia harus melihat bahwa kejahatannya telah mengarah pada isolasi sepenuhnya. Saya menyerukan semia negara mengikuti contoh Islandia," tulisnya.
Dilansir Iceland Review, Islandia sudah membuka Kantor Kedubes di Moskow sejak 1944 dan pernah ditutup pada 1951-1953 karena tidak ada perdagangan antara kedua negara. Terakhir kali Rusia tidak punya perwakilan di Islandia hanya pada 1948-1954.