Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Israel Tangkap 7 Warganya yang Jadi Mata-mata Iran 

ilustrasi bendera Israel. (unsplash.com/Stanislav Vdovin)
Intinya sih...
  • Tujuh warga Israel ditangkap karena menjadi mata-mata Iran, termasuk dua anak di bawah umur.
  • Mereka melakukan sekitar 600 misi spionase selama dua tahun terakhir, memata-matai instalasi militer penting dan mengumpulkan informasi strategis.
  • Para tersangka bekerja di bawah instruksi dua agen Iran, menerima imbalan ratusan ribu dolar melalui transfer tunai dan mata uang kripto dari perantara Rusia.

Jakarta, IDN Times - Otoritas Israel mengumumkan penangkapan tujuh warga negaranya yang diduga menjadi mata-mata Iran pada Senin (21/10/2024). Para tersangka, termasuk dua anak di bawah umur, melakukan sekitar 600 misi spionase selama dua tahun terakhir di bawah arahan dinas rahasia Iran.

Dilansir The Guardian, para tersangka adalah imigran Yahudi dari Azerbaijan yang tinggal di wilayah Haifa. Mereka ditangkap saat sedang memotret lokasi-lokasi rahasia di Israel selatan pada 19 September 2024.

"Ini merupakan salah satu kasus keamanan paling serius yang pernah kami selidiki dalam beberapa tahun terakhir," ujar jaksa penuntut dalam pernyataannya.

1. Sasar markas militer hingga sistem pertahanan udara

Dilansir The Times of Israel, para tersangka memata-matai beberapa instalasi militer penting, termasuk markas pertahanan Kirya di Tel Aviv serta pangkalan udara Nevatim dan Ramat David. Pangkalan Nevatim sendiri pernah menjadi sasaran serangan rudal Iran tahun ini.

Para mata-mata juga mengumpulkan informasi tentang sistem pertahanan udara Iron Dome, pelabuhan, dan fasilitas energi seperti pembangkit listrik Hadera. Mereka menggunakan peralatan canggih yang dibeli khusus untuk tugas pengintaian ini.

"Jaringan ini telah membahayakan pertahanan Israel dan berpotensi membantu serangan rudal musuh," kata pejabat senior Shin Bet, badan intelijen dalam negeri Israel.

2. Dibayar ratusan ribu dollar oleh Iran

Para tersangka bekerja di bawah instruksi dua agen Iran yang dikenal dengan nama "Alkhan" dan "Orkhan". Tersangka utama, Azis Nisanov, awalnya direkrut oleh seseorang di Azerbaijan yang menghubungkannya dengan perantara Turki bernama "Alkhasan".

The New York Times melansir, mereka menerima ratusan ribu dolar melalui transfer tunai dan mata uang kripto dari perantara Rusia sebagai imbalan atas informasi yang mereka kumpulkan. Mereka juga menggunakan perangkat lunak terenkripsi untuk mengirim foto ke Iran.

"Mereka sangat menginginkan tugas-tugas baru karena terdesak kebutuhan finansial," kata sumber kepolisian.

Para tersangka mengikuti sistem ketat dalam melaksanakan aksinya. Setiap lokasi yang akan difoto dan informasi yang akan dikumpulkan juga memiliki daftar harga tersendiri.

3. Para tersangka terancam hukuman mati

Lima tersangka dewasa telah diidentifikasi sebagai Azis Nisanov, Alexander Sadykov, Vyacheslav Gushchin, Yevgeny Yoffe, dan Yigal Nissan. Mereka terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup atas tuduhan membantu musuh dalam masa perang.

"Pengkhianat negara yang membahayakan keamanan Israel hanya demi uang, apalagi saat negara sedang berperang, harus dihukum seberat-beratnya termasuk hukuman mati," tegas Menteri Kebudayaan Israel Miki Zohar.

Penangkapan ini muncul setelah September lalu otoritas Israel menahan seorang pengusaha yang juga dituduh memata-matai untuk Iran. Jaksa berencana mengajukan dakwaan terhadap ketujuh tersangka pada hari Jumat mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us