Jerman Beli Tiga Peluncur HIMARS dari AS untuk Ukraina

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan, pemerintahnya akan membeli peluncur rudal HIMARS buatan Amerika Serikat (AS) dan akan mengirimnya ke Ukraina. Hal itu diungkapkan dalam kunjungannya ke Washington DC pada Kamis (9/5/2024).
Sejauh ini, Ukraina diketahui telah memiliki 39 HIMARS. Senjata ini digunakan untuk menyerang pos komando dan depot amunisi pasukan Rusia.
Pistorius mengatakan pentingnya kerja sama Uni Eropa (UE) dan AS dalam mengirim senjata dan pasokan ke ke Ukraina. Tapi belum ada tanda-tanda bahwa Berlin akan membantu Kiev dengan rudal jarak jauh Taurus yang diinginkan Ukraina.
1. Rencana transfer senjata ketika dana bantuan ke Ukraina dibekukan

Langkah Jerman tersebut pada dasarnya merupakan tindak lanjut dari solusi transfer senjata yang dirancang ketika dana bantuan militer ke Ukraina dibekukan di Kongres AS. Meski kini dana bantuan itu telah diloloskan, rencana tersebut tetap berjalan.
"Keputusan Kongres sudah diambil alih oleh kami, namun kami tetap berpegang pada keputusan tersebut," kata Pistorius, dikutip Defense News.
Ada tiga HIMARS yang akan dikirim ke Ukraina dengan anggaran dari Jerman. Berlin disebut bakal mengeluarkan anggaran sekitar 30 juta dolar AS (Rp481,6 miliar).
2. Peluncur artileri beragam jenis amunisi
Ada kemungkinan beberapa HIMARS yang digunakan Ukraina mengalami kerusakan atau hancur. Jadi pendanaan dari Jerman menunjukkan niat untuk penggantian tersebut, agar bisa mempertahankan kapasitas artileri Ukraina.
Dilansir Army Recognition, HIMARS adalah peluncur rudal artileri yang bergerak, dan telah dioperasikan sejak 1998. Sistem ini dapat melucurkan beragam jenis amunisi, termasuk Multiple Launch Rocket System (GMLRS) dan Army Tactical Missile System (ATACMS), dengan jangkauan hingga 300 kilometer.
Bagi Kiev, sistem HIMARS telah memainkan peran penting karena membuatnya punya kemampuan menyerang tepat terhadap target penting musuh dalam jarak jauh. Sistem ini juga bisa menargetkan jaringan logistik miiter Rusia.
3. Jerman khawatir terjadi pembekuan senjata di Bundeswehr

Jerman sejauh ini belum ada tanda-tanda akan memberi rudal jarak jauh Taurus kepada Ukraina. Kanselir Olaf Scholz khawatir hal itu akan menyebabkan peningkatan ketegangan antara Moskow dan Berlin.
Dilansir The Telegraph, Pistorius sendiri memperingatkan bahwa Jerman mungkin menghadapi pembekuan senjata karena kurangnya dana untuk angkatan bersenjata (Bundeswehr). Dia mengatakan, Bundeswehr perlu investasi lebih lanjut yang signifikan.
"(Masalahnya adalah) uang diperlukan untuk melanjutkan pengadaan Bundeswehr, atau tahun depan dan tahun-tahun berikutnya kita akan mengalami pembekuan senjata," katanya.
"Itu bukan pertanda baik bagi sekutu kita, tapi juga (bukan pertanda baik) sehubungan dengan kemampuan pertahanan kita sendiri," tambahnya.