Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kanada Tarik 41 Diplomatnya dari India, Buntut Kematian Pemimpin Sikh

Bendera Kanada. (Pexels.com/Social Soup Social Media)

Jakarta, IDN Times - Kanada telah menarik 41 diplomatnya dari India, di tengah perselisihan mengenai pembunuhan seorang pemimpin Sikh, Hardeep Singh Nijjar, pada Juni lalu.

Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, mengatakan bahwa New Delhi telah menyampaikan rencananya untuk mencabut kekebalan para diplomat tersebut pada Jumat (20/10/2023).

Bulan lalu, India telah meminta Ottawa untuk mengurangi kehadiran diplomatiknya. Ini berarti 41 diplomat dan tanggungan mereka harus dipanggil pulang, mengingat dampak keamanan dari tindakan India.

Joly juga mengatakan bahwa pencabutan hak istimewa dan kekebalan diplomatik secara sepihak bertentangan dengan hukum internasional, di mana hal itu melanggar konvensi Wina tentang hubungan diplomatik. Langkah tersebut dinilai tidak masuk akal dan belum pernah terjadi sebelumnya.

"Jika kita membiarkan norma kekebalan diplomatik dilanggar, tidak ada diplomat di mana pun di dunia ini yang akan aman. Oleh karena itu, kami tidak akan melakukan hal yang sama," ungkapnya pada Kamis, dikutip dari Reuters.

1. Ini sikap pemerintah India

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri India menampik anggapan bahwa hal tersebut merupakan pelanggaran norma internasional.

"Keadaan hubungan bilateral kita, jumlah diplomat Kanada yang jauh lebih tinggi di India, dan campur tangan mereka yang terus menerus dalam urusan dalam negeri kita menjamin adanya kesetaraan dalam kehadiran diplomatik bersama di New Delhi dan Ottawa," kata kementerian tersebut, dikutip dari BBC.

Menurut Negara Asia Selatan tersebut, proporsi diplomat yang dimiliki oleh Kanada di Delhi lebih banyak, ketimbang India di Ottawa. Pihaknya menuntut kesetaraan sejak pertikaian antara kedua negara tersebut meletus.

Meski begitu, menurut situs Global Affairs yang mencantumkan diplomat India di Ottawa menunjukkan bahwa jumlah diplomat mereka hampir sama.

2. Kepergian para diplomat Kanada, mengurangi staf kedutaaan yang menangani imigrasi

Ilustrasi visa yang disetujui. (pixabay.com/mohamed Hassan)

Joly mengatakan bahwa masih ada 21 diplomat yang tersisa di India. Namun, penarikan para diplomat lainnya, berimbas pada layanan di negara tersebut karena kekurangan staf.

Secara khusus, langkah ini akan menghentikan operasi tatap muka di Bangalore, Mumbai, dan Chandigarh. Para pejabat mengatakan tidak ada batas waktu kapan layanan itu akan dilanjutkan. Sementara itu, layanan akan tetap tersedia di Komisi Tinggi Kanada di Delhi dan pusat aplikasi permohonan visa di India yang dijalankan oleh pihak ketiga akan tetap buka.

"Pengurangan staf diperkirakan akan memperlambat waktu pemrosesan permohonan imigrasi secara signifikan, setidaknya dalam jangka pendek," kata Menteri Imigrasi Kanada, Marc Miller.

Pihaknya mengatakan, sebagian besar warga negara India akan terkena dampaknya, termasuk pelajar internasional yang ingin belajar di Kanada. Sejauh ini, India merupakan sumber pelajar global terbesar di Kanada, mencakup sekitar 40 persen pemegang izin belajar.

Negara ini juga merupakan persentase terbesar pelamar untuk tempat tinggal sementara dan permanen di Kanada pada 2022. Sekitar 2 juta warga Kanada atau sekitar 5 persen dari keseluruhan populasinya, memiliki keturunan India.

3. Ketegangan hubungan Kanada-India

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (kiri) bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi di sela-sela KTT G20 di New Delhi, India (10/9/2023). (twitter.com/JustinTrudeau)

Hubungan antar kedua negara telah memburuk ke titik terendah dalam sejarah, sejak Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan pada September bahwa ada bukti kredibel tentang potensi hubungan India dalam pembunuhan pemimpin Sikh tersebut.

Trudeau mengatakan hal ini berdasarkan pada laporan intelijen negaranya, yang menyatakan bahwa agen pemerintah India berada di balik pembunuhan tersebut. 

Nijjar ditembak dan dibunuh oleh dua pria bersenjata dan bertopeng di luar kuil Sikh yang dipimpinnya di Surrey, British Columbia. Polisi Kanada menyebutnya sebagai serangan yang ditargetkan dan penyelidikan atas pembunuhan tersebut sedang berlangsung.

Dia adalah pendukung vokal gerakan kemerdekaan Sikh di India, sebuah gerakan yang ditentang oleh New delhi, dan negara tersebut telah menetapkannya sebagai teroris pada 2020. Kanada adalah rumah bagi hampir 800 ribu warga Sikh, yang komunitasnya dianggap memiliki pengaruh politik, dkutip dari NHK News.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us