Kenya Kirim Pasukan Tambahan ke Haiti untuk Perangi Geng

- Menteri Dalam Negeri Kenya, Kipchumba Murkomen, mengirim 217 pasukan tambahan ke Haiti sebagai bagian dari pasukan multinasional untuk mengatasi kekerasan geng.
- Pasukan Kenya bergabung dengan 400 personel yang telah dikerahkan tahun lalu di bawah naungan PBB dan berjanji untuk mengerahkan 2.500 pasukan untuk membantu Haiti.
- Lebih dari 80 persen ibu kota Haiti masih dikuasai oleh geng kriminal, menyebabkan kehilangan tempat tinggal bagi sekitar 700 ribu warga dan lebih dari 5.600 orang tewas tahun lalu.
Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Kenya, Kipchumba Murkomen, mengatakan bahwa negaranya telah mengerahkan 217 pasukan tambahan ke Haiti pada Sabtu (18/1/2025). Hal itu sebagai bagian dari pasukan multinasional untuk mengatasi kekerasan geng di negara tersebut.
Kenya yang merupakan negara di Afrika Timur, pertama kali mengirim pasukan ke Haiti yang berada di Karibia pada Juni 2024. Total pasukan Kenya yang dikirim saat ini lebih dari 600 personel.
1. Langkah penting untuk membebaskan Haiti
Perdana Menteri (PM) Haiti Alix Didier Fils-Aime menyambut para pasukan Kenya di bandara Port-au-Prince. Mereka akan bergabung dengan 400 personel yang telah dikerahkan tahun lalu.
"Kedatangan bala bantuan ini menandai langkah penting dalam membebaskan negara kita dari cengkeraman jaringan kriminal dan memulihkan perdamaian," katanya, dikutip RFI.
Pasukan Kenya merupakan bagian dari Multinational Security Support Mission (MSS) di bawah naungan PBB. Presiden Kenya William Ruto berjanji untuk mengerahkan 2.500 pasukan untuk membantu Haiti.
2. Kenya menilai ini adalah misi bersejarah
Setidaknya sekitar 10 negara yang tergabung dalam misi MSS dari PBB. Ini termasuk Guatemala, El Salvador, Jamaika dan Belize. Tapi masih sedikit yang telah dikerahkan. Pasukan Kenya yang lebih terlihat.
"Misi yang dipimpin Kenya telah membuat kemajuan luar biasa dalam mengurangi kekerasan geng, dan menuai pujian di seluruh dunia. Komitmen Kenya terhadap misi bersejarah ini tidak tergoyahkan," kata Mukomen, dikutip VOA News.
Meski begitu, PBB memperkirakan bahwa lebih dari 80 persen ibu kota Haiti masih dikuasai oleh geng kriminal.
3. Pembunuhan telah meningkat lebih dari 20 persen

Haiti dilanda kekerasan geng yang telah menyebaban sekitar 700 ribu warga kehilangan tempat tinggal. Tahun lalu, lebih dari 5.600 orang dilaporkan tewas.
Dilansir Deutsche Welle, Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan bahwa jumlah pembunuhan telah meningkat lebih dari 20 persen dibandingkan pada 2023. Lebih dari 2.200 orang dilaporkan terluka dan hampir 1.500 orang telah diculik.
Menurut UNICEF, saat ini ada lebih dari satu juta orang pengungsi internal di Haiti. Lebih dari setengahnya adalah anak-anak yang membutuhkan bantuan kemanusiaan.