Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korsel: Dilema Pariwisata Jeju di Tengah COVID-19

Potret pulau Jeju, Korea Selatan. Sumber: Unsplash.com/N Riazi

Jeju, IDN Times - Pulau Jeju, salah satu lokasi wisata terfavorit dan terkenal di korea selatan, dilaporkan telah kembali mengalami pertumbuhan pesat dalam jumlah wisatawan yang berkunjung bila dibandingkan dengan tahun lalu. Meski hal tersebut tentunya membawa kebahagiaan,, di satu sisi hal itu juga membawa kekhawatiran besar karena berkumpulnya banyak orang berarti dapat pula menyebabkan peningkatan kasus COVID-19 di tengah pandemi yang belum surut.

1. Pariwisata meningkat pesat

Potret pulau Jeju, Korea Selatan. Sumber: Unsplash.com/N Riazi

Di tengah terbatasnya akses untuk ke luar negeri selama masa pandemi global, pulau Jeju yang terletak di selatan Korsel telah menjadi alternatif perjalanan favorit bagi masyarakat di sana saat ini. Kedatangan wisatawan ke pulau Jeju dalam beberapa bulan terakhir pun disebut telah pulih dengan cepat bahkan ke tingkat sebelum pra-pandemi.

Menurut otoritas provinsi Jeju pada akhir pekan kemarin (11/04), jumlah wisatawan yang mengunjungi Jeju bulan lalu adalah sebanyak 880.000 orang. Jumlah itu hampir dua kali lipat dari yang didapatkan pada bulan yang sama tahun lalu, melansir dari Yonhap.

2. Banyak wisatawan langgar protokol COVID-19

Potret pulau Jeju, Korea Selatan. Sumber: Unsplash.com/Adnan Ami

Meski kenaikan wisatawan tentu membawa kegembiraan, di sisi lain hal itu juga membawa dilema bagi penduduk lokal jeju maupun petugas karantina. Pasalnya, jumlah orang yang mengidap COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir pun disebut ikut bertambah. Menurut data, ada 11 dari 12 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di pulau selama tujuh hari pertama bulan ini, yang diidap penduduk lokal Jeju dari penularan oleh wisatawan. Menurut keterangan, masih banyak rupanya wisatawan yang datang ke Jeju meskipun memiliki gejala COVID-19.

"Kasus virus korona meningkat di antara pengunjung karena pariwisata musim semi menjadi lebih aktif pada bulan April," kata seorang staff pemerintah provinsi Jeju. Meski demikian, otoritas maupun warga setempat mengaku tak bisa berbuat banyak karena bagaimanapun juga ekonomi pulau akan terpukul keras bila pariwisata berhenti berjalan. Sebaliknya, mereka hanya bisa mengharapkan agar para wisatawan dapat memiliki kesadaran bagi sekitar dan diri sendiri, agar tetap mematuhi protokol jarak sosial serta memastikan untuk pergi berlibur bila benar-benar dalam kondisi baik.

3. Aturan jarak sosial masih berlaku dengan ketat

Potret jalan bertuliskan corona. Sumber: Unsplash.com/Markus Spiske

Sementara itu, ditengah kekhawatiran akan gelombang keempat pandemi, kasus COVID-19 harian di Korea Selatan per akhir pekan kemarin (11/04) masih bertahan di angka 600-an untuk tiga hari berturut-turut. Minggu lalu, Korea Selatan memutuskan untuk mempertahankan tingkat aturan jarak sosial yang berlaku hingga 2 Mei mendatang. Keputusan itu dibuat sambil menyesuaikan peluncuran langkah-langkah antivirus untuk sektor-sektor tertentu, agar jarak sosial dalam skala nasional tidak semakin membebani ekonomi pada toko-toko kecil.

Jarak sosial yang berlaku saat ini diantaranya melarang pertemuan pribadi lima orang atau lebih dan juga melarang pengoperasian tempat hiburan malam di wilayah Seoul dan Busan. Sementara, restoran di area ibu kota diizinkan untuk memiliki pelanggan di tempat hingga jam 10 malam, tetapi dapat disesuaikan menjadi satu jam lebih awal jika kasus harian meningkat. Korsel juga saat ini masih memperjuangkan rencana memvaksinasi 12 juta orang hingga akhir Juni nanti, agar dapat mencapai tujuan kekebalan nasional pada bulan November mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Calledasia Lakawa
EditorCalledasia Lakawa
Follow Us