Diplomat AS-Rusia Bertemu di Istanbul, Bahas Apa?

- Diplomat Rusia dan AS membahas normalisasi operasi kedutaan mereka setelah saling mengusir diplomat selama beberapa tahun.
- Moskow dan Washington sepakat untuk bekerja sama mengakhiri perang, meningkatkan hubungan diplomatik, dan memulihkan staf di kedutaan.
Jakarta, IDN Times - Diplomat Rusia dan Amerika Serikat (AS) melakukan pembicaraan di Istanbul pada Kamis (27/2/2025). Para diplomat ini membahas normalisasi operasi kedutaan mereka di negara masing-masing setelah saling mengusir diplomat selama beberapa tahun.
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan, pembicaraan di Istanbul ini terjadi menyusul kesepahaman yang dicapai selama panggilan telepon Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pekan lalu juga Menlu AS Marco Rubio dan Menlu Rusia Sergey Lavrov bertemu di Arab Saudi.
Pembicaraan AS-Rusia minggu lalu di Riyadh, menandai perubahan luar biasa dalam kebijakan luar negeri Washington di bawah Trump dan perubahan yang jelas dari upaya yang dipimpin AS untuk mengisolasi Rusia atas perangnya di Ukraina.
1. Sepakat meningkatkan hubungan diplomatik dan ekonomi

Dilansir dari ABC News, Jumat (28/2/2025), Moskow dan Washington sepakat untuk bekerja sama mengakhiri perang dan meningkatkan hubungan diplomatik dan ekonomi mereka dalam pembicaraan di Riyadh. Ini termasuk memulihkan staf di kedutaan.
Selama beberapa tahun terakhir, para staf kedutaan diusir karena ketegangan kedua negara. Pengusiran ini juga diikuti dengan penutupan kantor dan pembatasan lainnya.
Seorang pejabat Kedutaan Besar AS di Ankara mengonfirmasi, pembicaraan di Istanbul membahas berbagai masalah yang memengaruhi operasi misi diplomatik masing-masing.
Juru Bicara Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Valentina Matvienko, mengatakan, saat berkunjung ke Turki, pembicaraan AS-Rusia akan membantu memulihkan kerja penuh misi diplomatik kedua negara.
"Saya yakin kesepakatan akan tercapai dan kita akan kembali ke komunikasi yang beradab, yang diganggu oleh pemerintahan sebelumnya," katanya di Ankara, menurut kantor berita Rusia, TASS.
2. Hubungan AS-Rusia Meningkat di kepemimpinan Trump

Sebelum pemerintahan kedua Trump, hubungan antara Moskow dan Washington merosot ke level terendah sejak Perang Dingin. Hal itu terjadi setelah Rusia secara ilegal mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan menginvasi Ukraina pada 2022.
Tidak ada pejabat Ukraina yang hadir dalam pembicaraan minggu lalu. Kremlin bersikeras bahwa pertemuan itu adalah tentang memulihkan hubungan dan dialog dengan Amerika Serikat, sesuatu yang dikatakannya akan membuka jalan bagi pembicaraan damai pada akhirnya.
3. Berharap pemulihan kedutaan bisa cepat

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mencatat, pembicaraan di Istanbul akan difokuskan pada 'masalah sistemik yang terakumulasi'. Menurut Lavrov, semua masalah itu terjadi akibat kegiatan 'ilegal' dari pemerintahan AS sebelumnya.
"Tentu saja itu menciptakan hambatan bagi misi kedutaan Rusia, yang juga kami tanggapi. Dan ini menciptakan kondisi tidak nyaman bagi diplomat kami," kata Lavrov.
Ia menambahkan, hasil pertemuan di Istanbul akan menentukan seberapa cepat dan efektif pemulihan hubungan kedua negara tersebut.