Korut Buka Pameran Dagang untuk Turis Asing, Apa Isinya?

- Pameran dagang di Korut akan menampilkan berbagai industri, seperti mesin, teknologi informasi, energi, farmasi, barang konsumen, dan perlengkapan rumah tangga.
- Paket tur pameran dagang dibanderol sekitar Rp76 juta dan termasuk kunjungan ke tempat penting dalam sejarah politik dan budaya di Pyongyang.
- Korut sempat membuka kembali pariwisata asing pada awal 2025 namun program tersebut dihentikan setelah insiden influencer yang mengunggah foto tentang kemiskinan.
Jakarta, IDN Times - Korea Utara (Korut) akan membuka Pameran Dagang Internasional Musim Gugur Pyongyang untuk pengunjung dan wisatawan asing. Acara tersebut dijadwalkan berlangsung dari 24 Oktober hingga 1 November 2025.
Pameran itu akan menjadi acara besar yang menampilkan jangkauan ekonomi Korut dan pembangunan domestik di berbagai industri. Ini termasuk mesin, teknologi informasi, energi, farmasi, barang konsumen, dan perlengkapan rumah tangga. Diperkirakan, lebih dari 450 stan pameran dari pasar domestik dan internasional akan hadir.
Hal ini menandai langkah penting dalam pembukaan kembali negara tersebut secara hati-hati untuk pariwisata internasional. Untuk diketahui, Korut telah menutup perbatasannya selama pandemik COVID-19, dilansir Korea Herald, Senin (7/7/2025).
1. Paket tur pameran dagang dibanderol Rp76 juta
Agen perjalanan yang mengkhususkan diri dalam tur Korut, seperti Young Pioneer Tours (YPT) yang berpusat di China, menawarkan paket wisata yang mencakup akses ke pameran. Tur tersebut dihargai sekitar 4.700 dolar AS (sekitar Rp76,3 juta) untuk perjalanan 7 malam 8 hari yang berangkat dari Beijing.
Paket wisata tersebut juga mencakup kunjungan ke sejumlah tempat penting dalam sejarah politik dan budaya di Pyongyang hingga tur jalan kaki melalui jalan-jalan terbaru di ibu kota Korut. Selain itu, beberapa mungkin akan menampilkan perjalanan ke Gunung Myohyang yang indah, Korea JoongAng Daily melaporkan.
Namun, jurnalis, pembuat konten perjalanan, dan influencer media sosial secara tegas dilarang mengikuti tur tersebut.
2. Korut sempat membuka kembali pariwisatanya pada awal 2025

Sebelumnya, Korut sempat membuka kembali pariwisata asing pada awal tahun ini untuk pertama kalinya sejak pandemik. Pihaknya mengizinkan sekelompok kecil wisatawan masuk ke Zona Ekonomi Eksklusif Khusus Rason pada Februari.
Namun, program tersebut tiba-tiba dihentikan kurang dari sebulan kemudian. Ini setelah insiden seorang influencer terkenal berkewarganegaraan Jerman mengunggah foto dan komentar tentang perjalanan tersebut secara daring.
Saat itu, influencer tersebut menggambarkan pemandangan kemiskinan dan keterbelakangan. Ini termasuk potret penduduk di Rason yang masih menggunakan gerobak yang ditarik sapi. Unggahannya pun viral dan diyakini turut menyebabkan keputusan Pyongyang untuk menangguhkan pariwisata asing sekali lagi.
3. Belum pulihnya jumlah wisatawan China yang ke Korut

Dilansir The Straits Times, warga China dulunya merupakan mayoritas wisatawan asing dan pengunjung bisnis di Korut. Secara historis, Beijing telah menjadi pendukung diplomatik, ekonomi, dan politik terbesar bagi Pyongyang.
Namun, jumlah wisatawan China yang datang ke Korut belum pulih, kendati Pyongyang telah membuka kembali wilayahnya setelah pandemik. Beberapa analis mengaitkan fenomena tersebut dengan kemarahan Beijing atas dukungan tegas Korut terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Hingga kini, Pyongyang masih menjadi negara terisolasi dan berada di bawah sanksi internasional yang melumpuhkan. Ini dampak dari program pengembangan rudal dan nuklirnya.