Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kritik Tarif AS, Trump Ancam Uni Eropa Jadi Sasaran Selanjutnya

ilustrasi bendera Uni Eropa (UE) (unsplash.com/Alexey Larionov)
Intinya sih...
  • Trump mengancam memperluas cakupan tarif perdagangannya terhadap Uni Eropa dan Inggris.
  • Presiden AS keluhkan defisit perdagangan dengan UE, ingin Eropa mengimpor lebih banyak mobil dan produk pertanian AS.
  • Uni Eropa siap membela kepentingannya jika Washington mengenakan tarif, sementara Departemen Keuangan Kanada menerbitkan daftar produk AS yang akan dikenakan tarif balasan.

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS,) Donald Trump, mengancam untuk memperluas cakupan tarif perdagangannya. Pada Minggu (2/2/2025) Trump mengulangi peringatannya bahwa Uni Eropa, dan kemungkinan juga Inggris, akan menjadi sasaran kebijakan tarif selanjutnya dalam waktu dekat.

Trump mengulangi keluhannya terkait besarnya defisit perdagangan AS dengan blok tersebut dan keinginannya agar Eropa mengimpor lebih banyak mobil dan produk pertanian negaranya.

Pada Sabtu (1/2/2025), Trump telah mengenakan tarif kepada Meksiko, Kanada, dan China, yang memicu pembalasan dari ketiga negara tersebut. Uni Eropa mengecam keputusan tersebut dan memperingatkan akan merespons dengan tegas jika blok tersebut juga menjadi target.

Dilansir BBC, Trump bertindak lebih lunak terhadap Inggris, mengutip hubungan baiknya dengan PM Keir Starmer. Meski pengenaan tarif masih mungkin terjadi, Trump menilai masalah perdagangan dengan London dapat diselesaikan. Menteri Bisnis Jonathan Reynolds menilai Inggris harus dibebaskan dari tarif karena tidak memiliki defisit perdagangan dengan AS.

1. Uni Eropa siap merespons tegas jika AS kenakan tarif

Uni Eropa mengawasi dengan cermat seiring Trump yang mengisyaratkan untuk mengenakan tarif pada blok tersebut. Juru bicara Komisi Eropa mengatakan bahwa blok tersebut menyesalkan keputusan AS yang mengenakan tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan China.

"Saat ini kami tidak melihat adanya pengenaan tarif lebih lanjut terhadap produk-produk UE. Hubungan perdagangan dan investasi kita dengan AS adalah yang paling penting di dunia. Taruhannya tinggi. Kita berdua harus berusaha memperkuat hubungan ini," kata juru bicara UE, dikutip dari Euro News.

"UE sangat yakin bahwa tarif rendah akan mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi dalam sistem perdagangan yang kuat dan berdasarkan aturan. Namun, UE akan merespons dengan tegas setiap mitra dagang yang secara tidak adil atau sewenang-wenang mengenakan tarif terhadap barang-barang UE," tambahnya.

Menteri Perindustrian Perancis, Marc Ferracci, menyarankan blok tersebut agar memperkenalkan undang-undang "Beli Eropa" untuk membeli produk dalam negeri. Presiden Dewan Eropa, Antonio Costa, memperingatkan bahwa UE akan siap membela kepentingannya jika Washington mengenakan tarif.

2. Kanada-Meksiko akan terapkan tarif balasan ke AS

ilustrasi bendera Kanada (unsplash.com/Praveen Kumar Nandagiri)

Departemen Keuangan Kanada menerbitkan daftar produk AS yang akan dikenakan tarif balasan putaran pertama sebesar 25 persen pada Selasa. Itu termasuk tembakau, hasil bumi, peralatan rumah tangga, senjata api, dan perlengkapan militer. Tarif pembalasan itu jumlahnya mencapai 30 miliar dolar Kanada (sekitar Rp334 triliun), mengutip The Guardian.

Ottawa juga menyiapkan putaran kedua tarif balasan yang lebih luas dalam 21 hari yang akan menargetkan tambahan impor AS senilai 125 miliar dollar Kanada (setara Rp1.395 triliun). Itu mencakup kendaraan penumpang, truk, produk baja dan aluminium, buah-buahan dan sayuran tertentu, daging sapi, daging babi, produk susu, dan masih banyak lagi.

Sementara itu, Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, mengatakan akan memberikan rincian lebih lanjut mengenai tarif pembalasan terhadap barang-barang AS. Sheinbaum menyebut akan mengumumkan rincian rencana B pemerintahnya. Dia bersikeras bahwa pihaknya tidak menginginkan konfrontasi.

3. Trump bersikeras tarif membawa keuntungan jangka panjang

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. (Gage Skidmore from Peoria, AZ, United States of America, CC BY-SA 2.0, via Wikimedia Commons)

Trump mengakui bahwa tarif besar yang dikenakannya terhadap Meksiko, Kanada, dan China dapat menimbulkan kerugian jangka pendek bagi AS. Namun, pemimpin itu berpendapat bahwa keuntungan jangka panjang akan lebih besar daripada kerugiannya.

Pasar global mencerminkan kekhawatiran bahwa tarif Trump dapat melemahkan pertumbuhan dan memicu kembali inflasi. Pasar Asia, mata uang kripto, dan saham berjangka AS dan Eropa merosot di awal perdagangan pada Senin (3/2/2025).

Trump melihat tarif sebagai cara untuk menumbuhkan perekonomian AS, melindungi lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan pajak. Namun, banyak ekonom memperingatkan bahwa tarif dapat menyebabkan harga yang lebih tinggi bagi konsumen dan pada akhirnya mendorong negara-negara lain untuk mengurangi ketergantungan pada Washington.

"Kami mensubsidi Kanada sekitar 200 miliar dollar AS (setara Rp3.287 triliun) per tahun, dan untuk apa? Kami tidak mendapatkan apa pun darinya. Kami mengenakan tarif, mereka berhutang banyak pada kita, dan saya yakin mereka akan membayarnya. Mereka harus menyeimbangkan jumlah perdagangan mereka," katanya merujuk kepada Kanada dan Meksiko.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Angga Kurnia Saputra
EditorAngga Kurnia Saputra
Follow Us