Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Lebih dari 39 Ribu Anak Gaza Kehilangan Orang Tua akibat Konflik 

anak-anak Gaza. (unsplash.com/Mohammed Ibrahim)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik Palestina melaporkan sekitar 39.384 anak di Gaza telah kehilangan satu atau kedua orang tua setelah 534 hari konflik. Laporan tersebut dirilis pada Kamis (3/4/2025), menjelang Hari Anak Palestina yang jatuh pada 5 April.

Sekitar 17 ribu anak kehilangan kedua orang tua mereka sejak Oktober 2023, ketika Israel melancarkan serangan besarnya. Badan tersebut menyatakan Gaza sedang mengalami krisis anak yatim terbesar dalam sejarah modern.

Anak-anak dan remaja berusia di bawah 18 tahun mencapai sekitar 43 persen dari total 5,5 juta penduduk Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

1. Kondisi anak yatim di Gaza semakin memprihatinkan

Ribuan anak yatim di Gaza hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan akibat serangan dan blokade terhadap wilayah tersebut. Mereka tidak hanya kehilangan orang tua tetapi juga tempat tinggal, akses pendidikan, dan perawatan kesehatan.

"Anak-anak ini hidup dalam kondisi tragis, banyak yang terpaksa berlindung di tenda robek atau rumah yang hancur, tanpa adanya perawatan sosial dan dukungan psikologis," kata Badan Pusat Statistik Palestina, dikutip dari Al Jazeera.

Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan situasi semakin memburuk karena Israel menghentikan pasokan makanan dan bantuan. Israel dituduh sengaja membuat penduduk kelaparan untuk menambah tekanan.

2. Belasan ribu anak Palestina tewas akibat konflik

Data juga menunjukkan sedikitnya 17.954 anak telah tewas dalam serangan di Gaza. Jumlah tersebut termasuk 274 bayi baru lahir dan 876 bayi di bawah usia satu tahun.

Badan tersebut turut melaporkan 17 anak meninggal karena kedinginan di tenda pengungsian. Sementara itu, 52 anak lainnya meninggal akibat kelaparan dan malnutrisi yang melanda wilayah tersebut.

Dilansir The Peninsula, konflik ini telah menewaskan 50.021 warga Palestina. Lebih dari 60 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.

Di Tepi Barat, 923 warga Palestina tewas, termasuk 188 anak dan 660 anak terluka sejak awal konflik. Organisasi hak tahanan melaporkan peningkatan penangkapan anak-anak. Sepanjang 2024, sekitar 700 anak ditahan, menaikkan total menjadi 1.055 anak dan 350 di antaranya masih berada di penjara Israel.

3. Terancam kelaparan dan penyakit

Melansir Anadolu Agency, sekitar 60 ribu anak di Gaza berisiko meninggal akibat malnutrisi parah dan ancaman kelaparan. Laporan tersebut juga menyebutkan kembalinya penyakit polio ke Gaza sebagai tanda memburuknya kesehatan masyarakat.

Sekitar 7.700 bayi baru lahir terancam meninggal karena tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai. Rumah sakit di Gaza kini beroperasi dengan kapasitas minimal. Kekurangan inkubator, alat bantu napas, dan obat-obatan membuat peluang bertahan hidup bayi dan anak-anak semakin kecil.

Pada Kamis (3/4/2025), serangan udara Israel menghantam tiga sekolah di Kota Gaza yang menampung pengungsi. Dilansir Al Jazeera, serangan ini menewaskan 33 orang termasuk 18 anak-anak dan melukai lebih dari 100 warga Palestina.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us