Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Remaja Palestina Meninggal Dunia di Penjara Israel

Ilustrasi penjara. (unsplash.com/Emiliano Bar)

Jakarta, IDN Times - Remaja Palestina bernama Walid Ahmad meninggal dunia di penjara Israel setelah ditahan selama enam bulan tanpa dakwaan. Lelaki berusia 17 tahun itu ditangkap pada September 2024 dengan tuduhan melempar batu pada tentara Israel dan meninggal di penjara Megiddo pada 23 Maret 2025.

Ini adalah kasus pertama kematian tahanan Palestina di bawah umur 18 tahun di penjara Israel. Walid menjadi tahanan Palestina ke-63 dari Tepi Barat atau Gaza yang meninggal dalam tahanan Israel sejak perang Oktober 2023, dilansir The New Arab.

Ayahnya, Khalid Ahmad, mengatakan bahwa Walid adalah remaja aktif yang suka bermain sepak bola sebelum ditangkap dari rumahnya. Walid yang masih duduk di bangku SMA ditangkap dalam operasi penggerebekan dini hari di Tepi Barat.

1. Walid Ahmad diduga meninggal dunia setelah terjatuh

Walid disebut meninggal setelah jatuh di halaman penjara Megiddo.

Juru bicara komisi tahanan Otoritas Palestina, Thaer Shriteh, menjelaskan bahwa Walid tiba-tiba jatuh dan terantuk benda logam hingga tidak sadarkan diri. Menurut kesaksian tahanan lain, petugas penjara tidak merespons permintaan pertolongan darurat.

Keluarga Ahmad menduga putra mereka mengidap disentri amuba dari kondisi buruk penjara. Khalid menyatakan bahwa ia memperhatikan kondisi kesehatan putranya memburuk selama empat kali persidangan yang dilakukan melalui tautan video.

Setiap sesi persidangan disebut hanya berlangsung sekitar 3 menit. Persidangan berikutnya seharusnya dijadwalkan pada 21 April.

"Tubuhnya melemah akibat malnutrisi yang kerap terjadi di penjara. Walid pernah memberitahu saya bahwa dia menderita kudis, tapi sudah sembuh. Dia meminta saya untuk tidak khawatir," ujar Khalid Ahmad, dilansir dari Arab News.

Dinas penjara Israel belum menjawab pertanyaan tentang penyebab kematian Walid. Mereka hanya menyatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung dan kondisi medis remaja tersebut dirahasiakan. Pengacara Walid dan pejabat Palestina mengatakan otopsi diperlukan untuk menentukan penyebab pasti kematian.

2. Kondisi penjara Megiddo sangat tidak layak

Pengacara Walid, Firas al-Jabrini, mengungkapkan bahwa Israel menolak permintaannya untuk mengunjungi kliennya selama penahanan. Al-Jabrini menyebut Megiddo sebagai penjara paling keras untuk anak di bawah umur.

Ruangan yang dirancang untuk enam tahanan sering menampung hingga 16 orang, dengan beberapa tidur di lantai. Banyak tahanan yang juga mengeluhkan penyakit kulit.

Tiga tahanan yang ditahan bersama Walid melaporkan kepada pengacaranya bahwa disentri menyebar luas di antara tahanan muda Palestina. Mereka menyebut bahwa Walid sendiri menderita diare parah, muntah, sakit kepala, dan pusing.

Penyakit ini diduga menyebar karena air kotor serta makanan yang dibawa penjaga penjara di pagi hari. Makanan tersebut dibiarkan terbuka sepanjang hari saat tahanan berpuasa pada bulan Ramadan.

Kementerian Keamanan Nasional Israel yang dipimpin oleh Menteri Itamar Ben-Gvir secara terbuka mengakui telah menurunkan standar kondisi tahanan Palestina hingga batas terendah yang masih diizinkan hukum. Pihak kementerian menyatakan kebijakan pengurangan fasilitas ini diterapkan sebagai upaya pencegahan serangan.

3. Israel tahan 14 ribu warga Palestina sejak 2023

Melansir The Guardian, lebih dari 14 ribu warga Palestina telah ditahan oleh tentara Israel di Tepi Barat sejak serangan Hamas di Israel pada Oktober 2023. Otoritas Palestina melaporkan bahwa Israel masih menahan 72 jenazah tahanan Palestina yang meninggal di penjara, termasuk 61 orang sejak konflik Oktober 2023. 

Sebagian besar tahanan ditahan melalui sistem penahanan administratif, yaitu penangkapan tanpa dakwaan berdasarkan bukti rahasia. Israel mengklaim tahanan-tahanan ini ditangkap karena dicurigai sebagai militan atau pernah menyerang tentara.

Warga Palestina menganggap pemenjaraan ini adalah bagian penting dari strategi pendudukan Israel selama 57 tahun terakhir. Data menunjukkan sekitar 40 persen pria Palestina pernah ditangkap minimal satu kali oleh Israel.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us