Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menkeu Israel: Perang Tetap Lanjut Meski Gencatan Senjata

Bezalel Smotrich, Menteri Keuangan Negara Israel ke-27 ( איתן פולד, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Menteri Keuangan Israel klaim perang Gaza akan berlanjut meski ada gencatan senjata
  • Partai Religious Zionism menolak kesepakatan gencatan senjata, tetap dalam pemerintahan setelah PM Netanyahu setujui tuntutan mereka
  • Kesepakatan gencatan senjata mencakup pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina serta pengembalian pengungsi ke Gaza utara

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengklaim telah menerima jaminan perang Gaza akan berlanjut meski ada kesepakatan gencatan senjata. Pernyataan itu disampaikan Smotrich pada Sabtu (18/1/2025) setelah kabinet Israel menyetujui gencatan senjata.

Smotrich dan Partai Religious Zionism menolak kesepakatan gencatan senjata tersebut. Mereka menilai kesepakatan itu buruk dan berisiko menimbulkan bencana bagi Israel. Namun partai sayap kanan itu tetap bertahan dalam pemerintahan setelah PM Benjamin Netanyahu menyetujui sejumlah tuntutan mereka.

"Meski kami tidak bisa mencegah kesepakatan berbahaya ini, kami berhasil memastikan lewat keputusan pemerintah, kabinet, dan cara lain bahwa perang tidak akan berakhir sebelum mencapai tujuan utamanya yaitu penghancuran total Hamas di Gaza," kata Smotrich, dilansir Times of Israel. 

Pemerintahan Netanyahu dihadapkan pada tekanan domestik terkait gencatan senjata ini. Gencatan senjata dijadwalkan mulai berlaku pada Minggu (19/1/2025) pukul 08.30 waktu setempat.

1. Gaza akan dikuasai secara bertahap

Menteri berhaluan kanan jauh itu mengklaim telah mendapat komitmen dari Netanyahu soal perubahan total metode perang Israel di Gaza. Perubahan itu mencakup pengambilalihan bertahap seluruh wilayah Gaza dan pencabutan pembatasan yang diberlakukan Presiden AS Joe Biden.

Israel berencana mengendalikan penuh wilayah Gaza agar bantuan kemanusiaan tidak jatuh ke tangan Hamas. Dilansir Middle East Eye, Smotrich menyampaikan visi kontroversialnya soal masa depan Gaza pasca perang.

"Gaza sudah hancur dan tidak layak huni, kondisi ini akan terus berlanjut. Mereka mungkin tersenyum sekarang, tapi segera senyum itu akan kami ubah jadi tangisan," tutur Smotrich.

Smotrich bahkan menggambarkan warga Gaza sebagai masyarakat buas yang mengagungkan kematian. Ia juga menambahkan bahwa mereka yang tersisa tidak akan memiliki apa-apa lagi.

2. Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas

Pernyataan Smotrich bertentangan dengan kesepakatan gencatan senjata yang telah diumumkan. Kesepakatan itu mencakup pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina serta pengembalian pengungsi ke Gaza utara.

Israel juga akan menarik pasukannya ke batas 700 meter dari perbatasan Gaza. Tahap pertama gencatan senjata dijadwalkan berlangsung selama enam minggu. Hamas akan membebaskan 33 sandera sebagai ganti hampir 2 ribu tahanan Palestina.

Perundingan tahap kedua akan dimulai pada minggu ketiga gencatan senjata. Perundingan itu bertujuan mengakhiri perang secara total, namun detail mekanismenya masih belum disepakati.

Kesepakatan mengatur pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina akan dilakukan bertahap. Sandera yang diprioritaskan adalah perempuan, anak-anak, lansia, dan mereka yang sakit.

3. Netanyahu akan melanjutkan perang jika gencatan senjata gagal

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Ron Przysucha / U.S. Department of State from United States, Public domain, via Wikimedia Commons)

Netanyahu juga memberi sinyal Israel akan melanjutkan perang jika tahap kedua gencatan senjata tidak berhasil. Ia mengklaim mendapat dukungan penuh dari Presiden Donald Trump dan Joe Biden soal hal tersebut.

Situasi politik internal Israel semakin memanas. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengumumkan partainya, Jewish Power, akan mengajukan surat pengunduran diri dari pemerintahan pada Minggu (19/1/2025).

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 23 warga Palestina tewas dalam 24 jam terakhir menjelang gencatan senjata. Total korban tewas di Gaza akibat serangan Israel mencapai 46.899 jiwa sejak Oktober 2023.

Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak. Dilain sisi, Israel melaporkan masih ada 98 sandera yang ditawan Hamas di Gaza. Namun kondisi mereka belum diketahui pasti termasuk apakah mereka masih hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us