Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menlu Jerman Sebut Xi Jinping Diktator, China Murka

Annalena Baerbock, Menteri Luar Negeri Jerman (Twitter.com/Annalena Baerbock (Archiv))

Jakarta, IDN Times - China telah memanggil Duta Besar Jerman yang berada di Beijing, usai Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock, menyebut Presiden Xi Jinping seorang diktator.

Hubungan China dan Jerman kini disebut agak renggang, usai beberapa pejabat pemerintahan Jerman mengomentari berbagai masalah di China, dari isu hak asasi manusia hingga Taiwan.

1. Menlu Jerman sebut Xi Jinping sama dengan Putin

Presiden China, Xi Jinping dan Ibu Negara China, Peng Liyuan mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin (14/11/2022). (dok. Media Center G20)

Baerbock menyebut Xi Jinping tak berbeda dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, ketika diwawancara Fox News saat ia berkunjung ke Amerika Serikat (AS).

“Jika Putin memenangkan perang (dengan Ukraina), apa ini tanda bagi diktator lain di dunia, seperti Xi, Presiden China? Oleh karena itu, Ukraina harus memenangkan perang ini,” kata Baerbock.

2. Dubes Jerman dipanggil Kemlu China

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman mengonfirmasi, Duta Besar Jerman di Beijing telah dipanggil ke Kemlu China soal pernyataan menteri luar negerinya tersebut.

“Komentar tersebut tidak masuk akal dan merupakan pelanggaran serius terhadap martabat politik China, dan merupakan provokasi politik terbuka,” ucap juru bicara Kemlu China, Mao Ning.

Teguran yang sama pernah dilayangkan China kepada Duta Besar AS di Beijing, di mana Presiden Joe Biden pernah menyebut Xi Jinping adalah diktator.

3. Hubungan Jerman-China naik turun

Pertemuan antara sejumlah pejabat China dengan Jerman. Mercedes-Benz tetap berkomitmen pada kegiatan bisnisnya di China dan berencana untuk secara aktif berkontribusi pada pertumbuhan industri otomotif China setaya meningkatkan kemitraan ekonomi China-Jerman. (Xinhua via ANTARA News)

Sementara itu, hubungan Jerman dan China saat ini memang naik turun. Berlin menyebut Beijing adalah mitra pun saingan.

Jerman disebut ada perbedaan poros politik antara Baerbock yang cukup keras dengan isu HAM, dan Kanselir Olaf Scholz yang mendukung sikap ‘ramah dagang’.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us