Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jerman Desak China untuk Bujuk Rusia Akhiri Perang di Ukraina 

Ilustrasi tentara Ukraina (twitter.com/DefenceU)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock, mendesak China untuk menekan Rusia agar menyetop perang di Ukraina. Menurutnya, hanya Beijing yang bisa mempengaruhi Moskow guna mengakhiri konflik tersebut.

Setelah bertemu dengan Menlu China Qin Gang pada Jumat (14/3/2023), Baerbock mengatakan Jerman khawatir soal kondisi Hak Asasi Manusia (HAM) di China dan ketegangan yang belakangan meningkat di Taiwan.

“Bagus bahwa China telah mengisyaratkan komitmennya untuk solusi tetapi saya harus mengatakan terus terang bahwa saya bertanya-tanya mengapa posisi China sejauh ini tidak memasukkan seruan kepada agresor Rusia untuk menghentikan perang,” kata Baerbock, dilansir Al Jazeera.

1. Menteri Pertahanan China akan kunjungi Rusia usai desakan Jerman

Ilustrasi bendera Rusia (pixabay.com/IGORN)

Setelah pertemuan antara Baerbock dan Qin, Beijing mengumumkan bahwa Menteri Pertahanan China Li Shangfu akan berkunjung ke Rusia pada Minggu.

Soal perang Rusia-Ukraina, Beijing bersikap netral dan memposisikan dirinya sebagai mediator. Namun, kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Moskow baru-baru ini membuat negara-negara Barat ragu dengan posisi tersebut.

Terkait pertemuan pada Jumat, Qin mengatakan China percaya satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis Ukraina yaitu dengan mempromosikan perdamaian dan pembicaraan, dilansir France 24.

“Krisis Ukraina telah berkembang hingga hari ini, dan pelajarannya sangat mendalam, layak untuk direnungkan secara mendalam oleh semua pihak. Wilayah tidak bisa dipisahkan, dan keamanan juga tidak bisa dipisahkan,” ujar Qin.

“Tanpa pengakuan kepentingan keamanan pihak tertentu, krisis dan konflik tidak bisa dihindari,” sambung dia.

2. Jerman soroti masalah HAM terkait suku Uighur di Xinjiang

Sementara, Baerbock mengatakan bahwa Jerman khawatir soal kondisi HAM di China. Dia menjelaskan, itu karena adanya penyusutan ruang lingkup untuk keterlibatan masyarakat sipil.

Pada Senin, dua pengacara HAM terkemuka di China dijatuhi hukuman lebih dari satu dekade penjara. Dalam persidangan tertutup, Xu Zhiyong dan Ding Jiaxi dinyatakan bersalah atas upaya pemberontakan.

Baerbock merujuk pada laporan PBB soal banyaknya pelanggaran HAM di Xinjiang. Dalam temuan itu, China disebut melakukan penyiksaan terhadap suku Uighur dan minoritas muslim lainnya.

Akan tetapi, Menlu China menepis tuduhan tersebut. Dia mengatakan setiap tindakan pemerintah dilakukan untuk melawan gerakan separatisme.

3. Jerman ingatkan China soal eskalasi militer di Taiwan

Ilustrasi kapal (unsplash.com/Asael Peña)

Soal Taiwan, Baerbock mengatakan eskalasi militer oleh China di sekitar Taipei akan menjadi skenario horor bagi seluruh dunia.

Baerbock menegaskan kembali bahwa Jerman mengikuti kebijakan satu China, suatu landasan yang mengakui China sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah. Ia pun mengatakan Berlin tidak mempertahankan hubungan diplomatik dengan Taiwan.

Namun, Menlu Jerman itu menekankan bahwa perubahan status quo melalui kekerasan adalah hal yang tidak dapat diterima. Sebagai informasi, China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. 

Awal pekan ini, China menggelar latihan militer di dekat wilayah Taipei. Itu merupakan tanggapan atas kunjungan Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen ke Amerika Serikat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us