Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Militer Sudan dan RSF Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata

Kondisi Sudan saat ini, 23 April 2023. (dok. KBRI Khartoum)
Kondisi Sudan saat ini, 23 April 2023. (dok. KBRI Khartoum)

Jakarta, IDN Times - Militer Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) sepakat memperpanjang gencatan senjata di tengah kekerasan yang melanda di ibu kota Khartoum dan Darfur barat.

Gencatan senjata awal disepakati selama 72 jam sejak Selasa, 25 April 2023 dan berakhir pada Kamis 27 April 2023, tengah malam.

Dilansir dari Al Jazeera, Jumat (28/4/2023), gencatan senjata lanjutan disepakati oleh kedua belah pihak atas upaya mediasi oleh Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) serta Inggris, Uni Emirat Arab dan Norwegia.

1. Pesawat tempur masih berpatroli di pinggiran Khartoum

Militer Sudan di kota Khartoum untuk berjaga-jaga terhadap gelombang aksi protes terhadap kudeta yang dilakukan pihak militer. (twitter.com/AJ+)
Militer Sudan di kota Khartoum untuk berjaga-jaga terhadap gelombang aksi protes terhadap kudeta yang dilakukan pihak militer. (twitter.com/AJ+)

Sementara itu, menjelang berakhirnya gencatan senjata, sejumlah pesawat tempur masih berpatroli di pinggiran Khartoum. Sejumlah saksi mata mengatakan, militer dan RSF masih saling tembak.

Gencatan senjata yang baru saja berakhir sebenarnya tidak menghentikan pertempuran, namun menciptakan jeda yang cukup bagi ratusan ribu warga negara asing dan warga Sudan sendiri untuk menyelamatkan diri dan proses evakuasi.

Militer Sudan mengklaim sudah menguasai sebagian besar wilayah Sudan dan mengalahkan separuh anggota RSF di Khartoum.

2. 512 orang telah tewas akibat konflik

Sedikitnya 512 orang telah tewas dan 4.200 orang terluka sejak konflik antara militer dan RSF pecah pada 15 April 2023 lalu. Konflik lalu menyebar ke wilayah Darfur.

Koneksi internet di Sudan juga dilaporkan diputus total. Meski ada pengumuman gencatan senjata, namun tembakan dan ledakan masih terdengar di penjuru Ibu Kota.

Selain internet diputus, masyarakat lokal maupun asing yang masih berada di Sudan mengaku kesulitan mencari makanan.

3. Perang saudara antara militer dan RSF

Kedua belah kubu ini mulanya adalah sekutu. Pemimpin militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan pemimpin RSF Jenderal Mohammed Hamdan ‘Hemedti’ Dagalo kini menjadi rival.

Pada Oktober 2021, al-Burhan dan Hemedti mengatur kudeta. Mereka menghentikan pemerintahan transisi pascapenggulingan Omar al-Bashir pada 2019. Al-Burhan merupakan tentara karir dari pemerintahan, sementara Hemedti merupakan pejuang demokrasi dan hak rakyat Sudan.

RSF sendiri dibentuk pada 2013 silam. Awalnya mereka dituding sebagai milisi Janjaweed yang melakukan kejahatan HAM di Darfur, selama konflik tahun 2000-an.

Pemerintah menggunakan Janjaweed untuk membantu militer menghentikan pemberontakan. Pada 2017, UU yang melegitimasi RSF sebagai pasukan keamanan independen disahkan. Meski menjadi sekutu dari Omar al-Bashir, Hemedti juga mengambil bagian ketika menggulingkan al-Bashir dari kursi presiden pada 2019.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us