Mulai 1 April, Singapura Buka Perbatasannya bagi Pelancong Asing

Jakarta, IDN Times - Singapura akan membuka kembali perbatasannya untuk semua pelancong yang telah divaksinasi penuh. Berdasarkan keterangan Otoritas Penerbangan Sipil Singapura, kebijakan itu akan berlaku mulai 1 April 2022.
Di bawah kebijakan tersebut, pelancong yang sudah divaksinasi penuh dan anak-anak di bawah 12 tahun dapat memasuki Singapura hanya dengan tes COVID-19 sebelum berangkat. Mereka juga tidak perlu mengajukan izin masuk atau menggunakan transportasi khusus yang ditunjuk pemerintah Singapura.
Mereka juga tidak diwajibkan untuk isolasi mandiri dan tidak harus menjalani tes antigen setibanya di Singapura. Selain itu, tidak ada lagi kuota untuk jumlah kedatangan harian, demikian dikutip dari Channel News Asia.
Adapun untuk pelancong yang belum divaksinasi penuh, mereka akan diminta untuk tes COVID-19 dua hari sebelum terbang ke Singapura. Mereka juga diwajibkan untuk isolasi mandiri selama tujuh hari dan menjalani tes PCR selama masa isolasi.
1. Singapura pertimbangkan untuk menghapus tes prakeberangkatan

Dalam siaran pers terpisah, Otoritas Kesehatan Singapura mengatakan, akan terus memantau situasi COVID-19 lokal dan global, serta mempertimbangkan untuk menghapus persyaratan tes prakeberangkatan dalam beberapa minggu mendatang.
"Ini sebagai tindakan pencegahan, mengingat kasus COVID-19 meningkat di beberapa belahan dunia. Kami akan meninjau persyaratan ini dalam dua hingga empat minggu pada pertengahan April, dengan mempertimbangkan penilaian kesehatan masyarakat yang berlaku,” kata Menteri Perhubungan Singapura, Iswaran.
Langkah untuk menyederhanakan proses masuk ke Singapura, bagi pelancong yang divaksinasi, dirancang setelah banyak negara melewati puncak gelombang akibat kemunculan varian Omicron.
"Tujuan kami adalah untuk menyambut maskapai kembali ke Singapura, untuk melayani Singapura dan kawasan, meningkatkan volume penumpang setidaknya 50 persen dari tingkat sebelum COVID tahun ini, dan mengembalikan pengalaman pelancong yang terkenal di Changi," kata Iswaran.
2. Singapura akan mempertimbangkan kemunculan varian COVID-19 baru

Sebagai kebijakan awal, semua negara dan wilayah akan masuk dalam kategori perjalanan umum, tidak ada negara yang masuk dalam kategori terbatas.
Kendati begitu, otoritas kesehatan akan mempertimbangkan kemunculan varian baru yang berisiko mengancam kesehatan masyarakat. Singapura juga akan segera mengklasifikasi ulang negara dan wilayah yang terkena dampak varian baru, untuk memasukkan negara-negara itu dalam daftar kategori terbatas.
"Ini untuk memungkinkan kami membatasi risiko mengimpor varian baru dan berisiko berbahaya jika muncul, serta memberi waktu bagi para ahli untuk lebih memahami karakteristik varian ini, dan untuk mengembangkan rekomendasi kesehatan masyarakat yang sesuai," kata Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan menambahkan, Singapua juga bekerja untuk membuka kembali perjalanan darat dengan pelancong Malaysia yang telah divaksinasi penuh.
"Rincian tentang langkah-langkah perbatasan yang tepat untuk pelancong yang divaksinasi penuh yang memasuki Singapura melalui perbatasan darat, akan diumumkan bersama dengan Malaysia," kata Departemen tersebut.
3. Biaya positif COVID-19 ditanggung oleh masing-masing individu

Dengan kebijakan baru ini, penduduk Singapura yang telah divaksinasi penuh dan pemegang izin jangka panjang tidak lagi diharuskan membayar tagihan medis, yang dikeluarkan untuk perawatan COVID-19 di rumah sakit dan fasilitas perawatan COVID-19.
Saat ini, dua kelompok tersebut harus bertanggung jawab atas tagihan medis di rumah sakit dan fasilitas perawatan dan pemulihan khusus COVID-19, jika mereka menunjukkan gejala atau dinyatakan positif COVID-19 dalam 14 hari setelah mereka kembali ke Singapura.
"Setiap perubahan di masa depan, pada kebijakan penagihan untuk kasus komunitas lokal, akan berlaku untuk kelompok pelancong ini," kata Departemen Kesehatan.
"Wisatawan yang tidak divaksinasi sepenuhnya akan tetap bertanggung jawab atas biaya pengobatan COVID-19 mereka, sesuai dengan kebijakan pengisian untuk individu yang tidak divaksinasi yang tertular COVID-19 di masyarakat,” tambah departemen tersebut.