Mundur dari Kiev, Rusia Persiapkan 'Pertempuran Besar' di Donbass

Jakarta, IDN Times - Setelah kesulitan untuk merebut daerah ibu kota Kiev, Rusia memutuskan untuk menarik pasukannya dari sana dan kembali ke perbatasan Rusia dan Belarus. Kemunduran Rusia telah meninggalkan jejak kehancuran infrastruktur dan kemanusiaan bagi Ukraina.
Memanfaatkan momen kemunduran tersebut, dalam satu pekan terakhir ini beberapa pemimpin barat sempat mengunjungi Kiev dan berkeliling ke area bekas medan perang. Pemimpin barat yang telah berkunjung ke Kiev di antaranya adalah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Perdana Menteri Britania Raya Boris Johnson.
Walau telah menarik pasukannya dari Kiev, ternyata Rusia tidak menyiratkan untuk berhenti berperang.
1. Rusia kumpulkan pasukan di front timur

Rusia menarik pasukannya dari utara Ukraina bukan tanpa alasan. Rusia ternyata memindahkan pasukannya untuk berkumpul di sebelah timur Ukraina untuk bertempur di Donbass.
Hal itu dibuktikan oleh rekaman satelit yang sudah dikonfirmasi oleh Pentagon yang merekam deretan tank Rusia berjalan ke arah timur sejauh 8 mil ke arah timur Donbass, dilansir ABC News (12/4/2).
Pihak Barat mengatakan, tentara Rusia di front timur diperkirakan akan bertambah sebanyak dua hingga tiga kali lipat dari jumlah mereka yang sebelumnya berperang di sana.
2. Persiapan Ukraina menghadapi serangan besar Rusia

Dilansir BBC, Ukraina tidak tinggal diam untuk menahan serangan Rusia berikutnya di Donbas. Militer Ukraina di Donbas telah dilengkapi banyak perlengkapan militer seperti kendaraan lapis baja dan sistem pertahanan udara.
Parit juga sudah dibuat oleh militer Ukraina untuk menahan laju tentara Rusia. Namun tak bisa dipungkiri, jumlah personel dan perlengkapan militer Ukraina masih kalah jauh dari Rusia. Sehingga, pertempuran yang akan datang akan terasa sangat sulit bagi mereka untuk menahan Rusia.
3. Putin tempatkan jenderal baru untuk invasi Ukraina

Putin telah menunjuk jenderal baru untuk memimpin invasi Ukraina, ia menunjuk Aleksandr Dvornikov yang dijuluki "Pembantai Suriah" berkat kontribusinya ketika Rusia membantu memenangkan rezim Bashar Al-Assad melawan pemberontak di Suriah.
Dalam konferensi persnya (12/4/02), Juru Bicara Pentagon, John Kirby mengatakan Dvornikov berdasarkan riwayatnya tidak memedulikan korban sipil. Kirby menyarankan warga sipil Ukraina untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.