Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Olimpiade Tokyo Digelar Tanpa Penonton Asing

Logo Olimpiade yang sudah jadi salah satu dekorasi di Jepang. (Instagram.com/sasurau)
Logo Olimpiade yang sudah jadi salah satu dekorasi di Jepang. (Instagram.com/sasurau)

Tokyo, IDN Times - Gelaran pesta olahraga Olimpiade yang akan berlangsung di Tokyo tahun ini kemungkinan besar tidak akan ditonton oleh orang asing atau luar Jepang. Kecemasan akan varian baru virus corona masih menjadi ketakutan tersendiri dan kemajuan vaksinasi masih belum menjamin.

Menurut kantor berita Reuters, pada hari Selasa (9/3), pejabat Jepang yang mengetahui masalah tersebut mengungkapkan bahwa publik Jepang sendiri masih memiliki tingkat kecemasan terhadap COVID-19. Varian baru yang lebih menular juga semakin luas terdeteksi di banyak negara. 

1. Membuka perbatasan untuk penggemar asing akan sulit

Olimpiade Tokyo kemungkinan besar tanpa penonton asing. Ilustrasi (pixabay.com/wgbieber)

Olimpiade Tokyo seharusnya digelar pada tahun 2020. Namun karena pandemi virus corona menyerang secara global, maka acara olahraga tersebut ditunda selama satu tahun. Rencananya, tahun 2021 ini Olimpiade Tokyo akan dilaksanakan.

Meski begitu, nama acara tetap Olimpiade Tokyo 2020 dan bukan Olimpiade Tokyo 2021.

Kini ketika pelaksanaan acara semakin dekat, berbagai pertimbangan masih dilakukan. Acara tetap memperhatikan perkembangan infeksi virus corona, yang saat ini strain baru lebih menular telah tersebar ke berbagai negara.

Melansir dari laman Asahi Shimbun, pejabat tinggi panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo, pemerintah pusat dan metropolitan Tokyo serta Komite Olimpiade Internasional dan Komite Paralimpiade Internasional mengadakan konferensi video pada 3 Maret untuk membahas acara olahraga musim panas ini yang telah ditunda setahun karena COVID- 19.

Tamayo Marukawa, menteri negara yang bertanggung jawab atas Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade mengatakan “Sangat sulit bagi pemerintah saat ini untuk memprediksi apakah pengunjung asing akan diizinkan masuk atau tidak, jadi diperlukan penilaian yang cermat.”

2. Kekhawatiran merebaknya varian COVID-19 di banyak negara

Ilustrasi virus corona. (Pexels.com/CDC)

Pada hari Selasa (9/3), pemerintah Jepang melakukan pertemuan kembali untuk membahas Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade. Dalam pertemuan tersebut, mereka memutuskan untuk mengecualikan penonton luar negeri.

Melansir dari laman Kyodo, pemerintah telah menyimpulkan bahwa menyambut penggemar dari luar negeri tidak mungkin dilakukan. Kekhawatiran merebak di kalangan masyarakat Jepang atas virus corona dan fakta bahwa varian yang lebih menular telah terdeteksi di banyak negara.

Estafet obor dalam upacara pembukaan akan diadakan tanpa penonton untuk mencegah penyebaran virus. Panitia penyelenggara telah memutuskan untuk mengadakan upacara pembukaan di prefektur timur laut Fukushima secara tertutup. Hanya peserta dan undangan untuk yang diizinkan ambil bagian dalam acara tersebut.

Sekitar 10.000 pelari akan membawa api obor melalui 47 prefektur Jepang sebelum pembukaan Olimpiade pada 23 Juli.

3. Respon publik Jepang

Publik Jepang banyak yang usul untuk menunda atau membatalkan Olimpiade Tokyo. Ilustrasi (pixabay.com/vicart26)
Publik Jepang banyak yang usul untuk menunda atau membatalkan Olimpiade Tokyo. Ilustrasi (pixabay.com/vicart26)

Olimpiade akan melibatkan 11.000 atlet dan 4.400 atlet Paralimpiade, serta puluhan ribu pelatih, juri, sponsor, media, dan undangan VIP. Thomas Bach, Presiden Komite Olahraga Internasional berharap "agar sebanyak mungkin peserta yang datang ke Tokyo divaksinasi," katanya seperti dikutip dari laman The Guardian.

Saat ini, respon masyarakat di Jepang sebanyak 80 persen jauh lebih banyak yang mendesak bahwa acara Olimpiade Tokyo ditunda kembali, atau kalau tidak dibatalkan saja. Karena itu keputusan untuk mengizinkan penonton dari luar negeri tentu saja adalah pilihan yang sama sekali tidak populer.

Pemerintah dan panitia penyelenggara Olimpiade Jepang diperkirakan akan mengadakan pertemuan jarak jauh dengan Komite Olimpiade Internasional dan dua badan lainnya akhir bulan ini untuk membuat keputusan resmi tentang masalah penonton luar negeri.

Olimpiade yang telah ditunda selama setahun, membuat pembengkakan biaya yang tak sedikit. Panitia penyelenggara membutuhkan dana 15 miliar dolar AS atau setara Rp216 triliun untuk biaya penundaan tersebut. Panitia masih berani menargetkan akan mendapatkan 90 miliar dolar AS atau setara Rp1.297 triliun dari hasil penjualan tiket ketika Olimpiade dilaksanakan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us