Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PBB Atur Jalur Bantuan Baru dari Dermaga Apung Buatan AS di Gaza

Bantuan UNRWA untuk pengungsi Palestina. (twitter.com/UNRWA)
Intinya sih...
  • PBB mengatur ulang jalur bantuan kemanusiaan dari dermaga apung AS di Gaza setelah truk bantuan dicegat oleh warga.
  • Operasi dermaga dimulai pada Jumat lalu, dengan 10 truk bantuan dikendarai oleh PBB menuju gudang World Food Programme di Deir El-Balah.
  • Presiden AS Joe Biden mengumumkan pembangunan dermaga dengan biaya hingga 320 juta dolar, namun warga Gaza meragukan urgensi pembangunan tersebut.

Jakarta, IDN Times – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatur ulang jalur bantuan kemanusiaan dari dermaga apung yang dibuat Amerika Serikat (AS) di Gaza. Langkah ini diambil setelah beberapa truk bantuan pertama dicegat oleh warga begitu saja.

Operasi dimulai pada Jumat pekan lalu (17/5/2024). Sebanyak 10 truk bantuan dikendarai oleh PBB menuju gudang World Food Programme di Deir El-Balah, namun hanya lima truk yang sampai ke gudang.

"Masyarakat menghentikan truk di berbagai titik di sepanjang jalan. Mereka melakukan distribusi mandiri," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric kepada wartawan di New York pada Selasa (21/5/2024), dilansir Reuters.

Dujarric mengungkap bahwa wilayah yang dilalui tersebut belum pernah diberikan bantuan. Kondisi ini memicu warga panik tak akan mendapat bantuan sehingga truk tersebut dicegat. Karena kondisi itu, penyaluran bantuan sejak Sabtu ditangguhkan dari dermaga.

1. Warga "menunggu bantuan Amerika"

Pendistribusian bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza di tengah konflik Hamas dan Israel. (twitter.com/@UNRWA)

Operasi dermaga itu diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Maret. Pembangunan diperkirakan menelan biaya hingga 320 juta doalar dan melibatkan 1.000 anggota militer AS.

Bagi warga Gaza, ada harapan dan rasa skeptis atas pembangunan dermaga tersebut. Salah satu warga Gaza, Abu Nadi Al-Haddad, mempertanyakan urgensi pembangunan tersebut untuk saat ini.

Menurut Abu Nadi, jalur darat harusnya lebih dipertimbangkan saat ini mengingat dapat menyalurkan bantuan dalam jumlah yang besar. Sementara, dermaga itu seharusnya dibangun saat pendudukan Israel berakhir.

"Dermaga itu harusnya ada di sana ketika pendudukan (Israel) benar-benar berakhir. Bisa dipakai untuk bepergian, untuk mendapatkan sesuatu,” katanya.

Warga lainnya, Abu Nasser Abu Khousa, datang ke pantai dekat lokasi dermaga bersama putranya yang berusia empat tahun dengan gerobak yang ditarik keledai. Mereka berharap bisa mendapat bantuan.

“Kami menunggu bantuan Amerika, tapi kami tidak mendapatkan apa pun. Kami akan kembali besok, Insya Allah dengan harapan kami mendapat bantuan, yang akan membantu kami bertahan hidup,” katanya.

Para pejabat AS mengatakan awalnya bahwa dermaga tersebut akan menangani 90 truk setiap hari. Namun jumlah tersebut bisa mencapai 150 truk. PBB mengatakan setidaknya dibutuhkan 500 truk setiap hari untuk memasuki Gaza.

2. Bantuan masuk melalui Siprus

Ilustrasi kapal (pixabay.com/Pawel Grzegorz)

Bantuan yang masuk di Gaza akan masuk melalui koridor maritim di Siprus. Di negara itu, bantuan akan pertama kali diperiksa oleh Israel.

Dua kapal pembawa bantuan meniggalkan Siprus awal bulan ini. Pentagon mengatakan, lebih dari 569 metrik ton bantuan telah dikirim ke Gaza.

“Lebih banyak lagi yang sedang dalam proses, jadi Anda akan melihat jumlah tersebut meningkat,” kata juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder.

Belum jelas berapa banyak dari 569 metrik ton bantuan masih menunggu untuk diangkut dengan truk yang dikontrak PBB. Bantuan tersebut telah disumbangkan oleh AS, Inggris, Uni Emirat Arab, dan Uni Eropa.

3. Krisis di Gaza terus berlanjut

Anak-anak di Gaza. (twitter.com/@UNICEF)

Perang di Gaza saat ini masih terus terjadi. Di saat bersamaan, jutaan orang melarat karena kurangnya akses pada kebutuhan dasar.

Dilansir Al Jazeera, Badan PBB untuk Bantuan Palestina (UNRWA) mengatakan, distribusi bantuan ke Gaza saat ini ditangguhkan untuk saat ini. Beberapa perlintasan darat masih ditutup.

Dukungan internasional juga terus memberikan tekanan terhadap Israel. Namun, seruan itu tak dihiraukan.

Pada Selasa, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Jepang menyepakati perjanjian senilai 10 juta dolar AS untuk warga Gaza. Badan tersebut mengatakan, 30 persen dari rumah sakit yang beroperasi di Gaza didanai oleh Jepang.

Bantuan itu akan memainkan peran penting dalam menjaga fungsi fasilitas kesehatan dengan memasok obat-obatan penting, peralatan medis, dan persediaan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us