PBB: Situasi Lebanon Sangat Parah, 1 Juta Warga Terdampak Konflik

Jakarta, IDN Times - Imran Riza, Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Lebanon, menggambarkan situasi di negara tersebut sangat parah akibat konflik yang sedang berlangsung. Sekitar satu juta orang di Lebanon terdampak. Angka ini melebihi skenario terburuk yang pernah dibayangkan.
Dilansir Reuters pada, Kamis (3/10/2024), Riza menyatakan bahwa tingkat pengungsian sejak 23 September 2024 telah melampaui perkiraan. Pemerintah Lebanon melaporkan sekitar 1,2 juta orang telah mengungsi akibat serangan Israel ke berbagai wilayah negara itu.
Serangan Israel yang dimulai pada 23 September 2024 telah menewaskan lebih dari 500 orang dalam sehari. Israel menyatakan operasinya bertujuan untuk memastikan kepulangan warga Israel yang dievakuasi dari daerah dekat perbatasan Lebanon.
1. Tenaga medis dan infrastruktur sipil jadi sasaran serangan
Riza melaporkan bahwa 97 pekerja medis dan darurat tewas, kebanyakan dalam 10 hari terakhir. Serangan terhadap fasilitas kesehatan juga meningkat tajam.
Ia memperingatkan bahwa serangan terhadap pusat bantuan di Beirut adalah eskalasi yang berbahaya.
"Ini adalah serangan langsung terhadap pusat operasi bantuan dan pertahanan sipil yang mengakibatkan kematian paramedis, pertahanan sipil, dan petugas bantuan yang secara aktif membantu masyarakat yang terlantar dan terkena dampak," tegas Riza, dilansir Relief Web.
Riza mencatat bahwa infrastruktur sipil mengalami kerusakan yang terlalu besar. Serangan-serangan ini mengganggu layanan penting termasuk perawatan korban kritis.
2. Pengungsi hadapi krisis kemanusiaan akut
UNHCR, badan pengungsi PBB, menyebut dampak kemanusiaan sangat menghancurkan. Ivo Freijsen dari UNHCR Lebanon menekankan bahwa warga yang mengungsi sangat membutuhkan bantuan dasar, seperti makanan, kebersihan, dan perawatan medis.
Program Pangan Dunia (WFP) telah berusaha menjangkau hampir 130 ribu pengungsi baru dengan bantuan pangan darurat.
"Ketika situasi keamanan di Lebanon memburuk, kebutuhan akan makanan darurat tumbuh dengan cepat," ujar Direktur Regional WFP, Corinne Fleischer, dilansir UN News.
UNICEF juga berupaya memberikan layanan air, kesehatan, gizi, pendidikan, dan dukungan psikologis yang sangat dibutuhkan untuk anak-anak di seluruh Lebanon.
3. PBB-Lebanon galang dana bantuan sebesar Rp6,5 triliun
Menanggapi situasi kritis ini, PBB meluncurkan permohonan dana sebesar 426 juta dolar AS (Rp6,5 triliun) untuk memobilisasi sumber daya bagi warga sipil yang terkena dampak. Riza dan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati meluncurkan inisiatif ini pada, Selasa (1/10/2024).
Riza menambahkan bahwa Lebanon kini lebih kurang siap menghadapi konflik dibandingkan 2006 karena krisis yang sudah ada sebelumnya.
"Orang-orang tidak memiliki penyangga seperti yang mereka miliki pada 2006. Di sisi lain, institusi yang ada untuk membantu mereka jauh lebih lemah," ujarnya.
Konflik ini dinilai sebagai yang terburuk sejak Hizbullah berperang dengan Israel selama 34 hari pada 2006. Eskalasi saat ini dimulai hampir setahun yang lalu ketika Hizbullah memulai serangan sebagai tanda solidaritas dengan sekutu Palestinanya, Hamas, pada awal perang Gaza.