Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Peluang Terbuka Lebar untuk WNI Bekerja di Jepang, Tertarik?

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)
Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)
Intinya sih...
  • Jepang membuka peluang pekerjaan bagi WNI di berbagai sektor, termasuk manufaktur, perawat, pertanian, dan sektor jasa.
  • Kendala bahasa bukan pengaruh besar untuk bekerja di Jepang, sementara mayoritas orang Indonesia yang bekerja di Jepang beragama Islam.
  • Dubes Masaki menegaskan orang Indonesia sangat istimewa bagi Jepang dan misinya adalah meningkatkan jumlah pekerja Indonesia yang akan bekerja di Jepang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masaki Yasushi, mengatakan saat ini mereka terbuka akan kehadiran masyarakat Indonesia yang ingin bekerja di negaranya.

Masaki mengatakan, Jepang membutuhkan pekerja terampil Indonesia di banyak sektor, utamanya manufaktur, perawat, sektor jasa, pertanian, dan masih banyak lagi.

"Kami membutuhkan pekerja terampil Indonesia. Orang Indonesia sangat ahli dalam bidang manufaktur, pengasuh, perawat, pekerja pertanian, dan sektor jasa. Namun, kami dapat memperluasnya ke bidang jasa lain, seperti transportasi, misalnya," ucap Dubes Masaki, usai perayaan Hari Ulang Tahun Kaisar di Jakarta, Kamis (20/2/2025).

Masaki menegaskan, bidang apapun itu, orang Indonesia akan diterima di Jepang.

1. Tak banyak kendala yang dihadapi untuk bekerja di Jepang

Kendala bahasa dinilai sebagai masalah bekerja di Jepang. Namun, menurut Dubes Masaki, hal tersebut bukan pengaruh besar.

"Kendala bahasa, tentu saja orang Jepang mereka harus berbicara sedikit bahasa Jepang. Tapi untuk bekerja, tidak perlu pakai bahasa yang terlalu 'canggih'," serunya.

Menurut Masaki, satu-satunya perbedaan adalah agama, karena mayoritas orang Indonesia yang bekerja di Jepang beragama Islam. Namun, saat ini banyak perusahaan dan warga Jepang yang memahami agama Islam.

"Jadi kami menghormati adat istiadat agama dan itu haruslah sama, kami tahu Anda harus berdoa lima kali sehari," ujar Masaki.

2. Warga Indonesia dikenal pekerja keras di Jepang

ilustrasi stasiun di Jepang (pexels.com/Will Wright)
ilustrasi stasiun di Jepang (pexels.com/Will Wright)

Dubes Masaki menyebut, orang Indonesia sangat istimewa untuk Jepang. Hal ini karena ada tradisi persahabatan yang panjang. Sementara, pekerja Indonesia sudah menjadi pekerja keras di Jepang.

"Dan di banyak bidang, seperti layanan medis, manufaktur, pertanian, perikanan, dan sektor jasa. Dan mereka sangat dihargai oleh orang Jepang," sambung dia.

Karenanya, kata Masaki, misinya di Indonesia adalah meningkatkan jumlah pekerja Indonesia yang akan bekerja di Jepang.

"Orang Indonesia akan lebih terampil, mereka akan kembali ke Indonesia. Dan setelah itu, mereka dapat bekerja di sini, di Indonesia, mungkin dengan perusahaan Jepang," terang Masaki.

3. Tren #KaburAjaDulu

Walau pun tidak menyinggung tren #KaburAjaDulu yang ramai saat ini, Dubes Masaki menegaskan, Jepang sangat menerima warga Indonesia yang ingin bekerja di Negeri Sakura itu. Terlebih, saat ini mereka menghadapi masalah demografi.

"Sehingga kami menyambut pekerja terampil dari banyak negara. Tapi, orang Indonesia sangat istimewa bagi kami," ucapnya.

Tren #KaburAjaDulu yang ramai di media sosial dianggap positif oleh Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI). Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengatakan, asalkan punya keterampilan dan lewat jalur resmi, WNI boleh bekerja di luar negeri.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us