Pembakar Al-Qur'an Salwan Momika Tewas di Norwegia

Jakarta, IDN Times - Salwan Momika, pelaku pembakaran Al-Qur’an di Swedia pada Juni 2023 lalu, dilaporkan meninggal dunia di Norwegia. Namun hingga saat ini, belum ada laporan resmi dari negara tersebut terkait berita meninggalnya Momika.
Dikutip dari Press TV, Kamis (4/4/2024), media Radio Genoa, yang pertama kali mengabarkan kematian Momika juga menulis bahwa mereka masih menunggu konfirmasi lebih lanjut soal kabar ini.
Momika, seorang imigran asal Irak yang tinggal di Swedia, kerap membuat ulah dengan menista Al-Qur’an sejak tahun lalu. Aksinya ini membuat geger dunia dan membuat negara-negara Islam murka.
1. Banyak kelompok di Swedia yang menentang aksi Momika
Aksi Momika ini pun dikecam sebagian kelompok di Stockholm. Namun, mereka hanya bisa berdiri di pagar pembatas yang dipasang polisi.
Motif dari aksi Momika ini diakui sebagai bagian dari protes terhadap Islam dan menekankan pentingnya kebebasan berekspresi.
Meski asli Irak, Momika diketahui telah lama bermigrasi ke Swedia dan disebut kini sebagai seorang ateis.
Tak hanya di Swedia, aksi serupa juga terjadi di Denmark dan Belanda. Aksi merobek dan menginjak-injak Al-Qur’an ini dilakukan di depan kedutaan besar negara Islam, termasuk Indonesia.
2. Swedia dan Denmark sempat dapat ancaman dari Al-Qaeda
Kelompok militan Al-Qaeda telah menyerukan serangan terhadap Kedutaan Besar Swedia dan Denmark di seluruh dunia. Ancaman itu disampaikan menyusul terjadinya pembakaran kitab suci Al-Qur’an yang marak terjadi di dua negara Skandinavia tersebut.
Kelompok ini menyerukan agar serangan ditargetkan kepada para diplomat Swedia dan Denmark setelah menyulut kemarahan umat Islam gara-gara aksi pembakaran kitab suci yang dilakukan kelompok sayap kanan masing-masing negara.
3. Mayoritas negara Islam murka dengan aksi penistaan kitab suci

Tahun lalu, Kedubes Swedia di Baghdad, Irak juga diserbu pengunjuk rasa akibat pembakaran Al-Qur'an di Stockholm. Duta Besar Swedia yang berkedudukan di Baghdad pun diusir setelah itu.
Sementara, Maroko telah menarik duta besarnya untuk Swedia atas aksi pembakaran tersebut.
Aksi ini juga menyebabkan Taliban di Afghanistan melarang adanya kegiatan warga Swedia di negara tersebut, termasuk bantuan sukarela.