Pemilihan Presiden Nigeria 2023 Digugat Kedua Kandidat yang Kalah

Jakarta, IDN Times - Kandidat presiden Nigeria, Peter Obi, mengatakan dia akan menentang hasil pemilihan presiden Nigeria pada Kamis (2/3/2023). Hasil resmi memberikan kemenangan kepada kandidat partai yang berkuasa, Bola Tinubu.
Kandidat lainnya dalam pemilihan Nigeria, Atiku Abubakar, bergabung dengan Peter Obi dan akan menggugat hasil di pengadilan. Abubakar dari oposisi utama PDP menyebut hasil itu "pemerkosaan demokrasi" setelah dirinya mendapatkan 29 persen suara.
1. Pemilu Nigeria sempat dituduh terdapat kecurangan
.jpg)
Peter Obi mengklaim bahwa dirinya menang di pemilihan presiden Nigeria 2023. “Kami akan mengeksplorasi semua opsi hukum dan damai untuk merebut kembali mandat kami. Kami memenangkan pemilu dan kami akan membuktikannya kepada warga Nigeria,” kata Obi, dilansir The Guardian.
Bola Tinubu, mantan gubernur Lagos, akan menggantikan Presiden Muhammadu Buhari, yang akan mundur pada Mei 2023 setelah dua masa jabatan. Dia akan menghadapi tantangan keamanan dan ekonomi yang sangat besar di negara terpadat di Afrika itu.
Hampir 25 juta orang memberikan suara pekan lalu dalam pemungutan suara yang sebagian besar damai tetapi ditandai dengan penundaan yang lama dan lambatnya hasil daring. Hal tersebut membuat marah pemilih dan partai oposisi yang menuduh kecurangan suara besar-besaran.
2. Pemilu Presiden 2023 dianggap sebagai yang paling kontroversial di Nigeria
.jpg)
Pemilihan Presiden Nigeria 2023 juga diprotes keras oleh Abubakar selaku peraih suara terbanyak kedua. "Sangat cacat dalam setiap aspek tertentu dan karena itu, harus ditentang oleh kita semua", kata Abubakar, menambahkan bahwa dia sedang berkonsultasi dengan pengacaranya, dilansir BBC.
Di sisi lain, Peter Obi mengatakan pemilihan presiden ini akan dianggap sebagai salah satu pemilihan paling kontroversial dalam sejarah Nigeria.
"Orang-orang Nigeria yang baik dan pekerja keras telah dirampok lagi oleh para pemimpin kita yang seharusnya mereka percayai," katanya.
Kedua politisi memiliki waktu 21 hari sejak hasil diumumkan untuk menggugat hasil di pengadilan banding tertinggi Nigeria.
Obi menolak untuk mengatakan bukti apa yang dia miliki untuk membuktikan bahwa dia memenangkan pemilu tetapi tantangannya kemungkinan besar didasarkan pada ketidakmampuan Komisi Pemilihan Nasional Independen (Inec) untuk mempublikasikan hasil dari unit pemungutan suara secara real time menggunakan alat elektronik baru.
3. Tinubu mengajak kandidat yang kalah agar "bergandengan tangan"
Tinubu meminta saingannya dan pendukung mereka untuk "bergandengan tangan" dengannya. Dia mendesak mereka untuk masuk ke kabinetnya agar dapat memulai tugas membangun kembali Nigeria.
Pemilu Nigeria sering ditandai dengan tuduhan penipuan dan kekerasan. Dalam upaya untuk mengatasi beberapa masalah tersebut, komisi pemilihan nasional independen (INEC) tahun ini memperkenalkan identifikasi pemilih biometrik untuk pertama kalinya di tingkat nasional serta IReV, database online pusat untuk mengunggah hasil.
Tetapi beberapa pemilih dan partai oposisi mengatakan kegagalan dalam sistem saat mengunggah penghitungan memungkinkan manipulasi surat suara dan perbedaan hasil dari penghitungan manual di tempat pemungutan suara lokal.
Pengamat internasional juga mencatat masalah logistik, pemilih yang dicabut haknya, dan kurangnya transparansi oleh INEC. Kelompok independen dan pengamat masyarakat sipil Nigeria mengatakan proses tersebut “tidak dapat dianggap kredibel”.
“Mengingat kurangnya transparansi, terutama dalam proses penghitungan hasil, tidak ada kepercayaan terhadap hasil pemilihan ini,” kata Koalisi Situation Room, dilansir The Guardian.
Gangguan dengan teknologi baru menyebabkan penundaan dan antrean yang sangat besar, membuat sebagian orang enggan untuk memilih. Dengan jumlah pemilih terdaftar sebanyak 93,4 juta, INEC mengatakan jumlah pemilih hanya di atas 27 persen, lebih sedikit dari pemilu 2019 sebelumnya.