Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penggunaan Ganja saat Hamil Bisa Berisiko Buruk pada Janin

ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Ömürden Cengiz)
ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Ömürden Cengiz)

Jakarta, IDN Times - Ganja atau mariyuana telah banyak dilirik sebagai obat untuk menangani berbagai masalah kesehatan dalam beberapa dekade terakhir. Penelitian menemukan bahwa ganja bermanfaat untuk mengatasi penyakit kronis, epilepsi, kanker, depresi dan lain sebagainya. Namun, dampaknya terhadap perempuan hamil masih diragukan

Menurut penelitian baru-baru ini yang diterbitkan di Journal of American Medical Association (JAMA), paparan ganja pada ibu hamil dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi bayi, khususnya berat badan yang lebih rendah. Peneliti menilai semakin banyak calon ibu yang mengonsumsi ganja, maka semakin tinggi pula risikonya.

1. Bayi lahir dengan berat badan rendah merupakan risiko terbesar

ilustrasi orang memegang ganja (unsplash.com/David Gabrić)
ilustrasi orang memegang ganja (unsplash.com/David Gabrić)

Penelitian tersebut dilakukan terhadap lebih dari 9 ribu perempuan hamil di delapan pusat kesehatan di Amerika Serikat (AS). Para peneliti dari Universitas Utah mengamati dampak penggunaan ganja terhadap hasil negatif yang mungkin terjadi, termasuk berat badan bayi rendah, kelahiran prematur, bayi meninggal saat lahir, dan tekanan darah tinggi pada calon ibu.

Hasilnya, risiko tersebut meningkat hampir 30 persen pada perempuan yang menggunakan ganja saat hamil. Di antara semua dampak tersebut, tim peneliti menemukan ada hubungan antara penggunaan ganja dan berat badan lahir rendah adalah yang paling besar, yakni hingga 50 persen.

Studi baru ini juga memperkuat temuan pada 2021 yang melaporkan masalah kesehatan pada anak-anak, yang ibunya merupakan pecandu ganja selama kehamilannya.

2. Penggunaan ganja diduga dapat mengurangi fungsi plasenta

ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Camylla Battani)
ilustrasi ibu hamil (unsplash.com/Camylla Battani)

Peneliti mengaitkan kondisi ini dengan berkurangnya fungsi plasenta, yang memberikan nutrisi dan oksigen kepada bayi. Meski mereka belum dapat menentukan mengapa ganja dikaitkan dengan hasil kehamilan yang negatif, namun penelitian sebelumnya pada primata menemukan penggunaan ganja dalam jangka panjang dapat mengganggu suplai darah ke plasenta. Korelasi penelitian terbaru juga menunjukkan adanya gangguan serupa pada plasenta manusia. 

Namun, penelitian ini masih memiliki keterbatasan, di antaranya adalah kurangnya informasi tentang alasan para calon ibu menggunakan ganja dan kapan tepatnya mereka mengonsumsinya. Survei menunjukkan bahwa perempuan sering menggunakan ganja untuk membantu mereka mengatasi mual di pagi hari

Sebuah penelitian yang melibatkan lebih banyak perempuan diharapkan dapat menjelaskan lebih banyak komplikasi yang tidak signifikan secara statistik dalam penelitian ini.

3. Calon ibu dianjurkan berhenti menggunakan ganja selama hamil

ilustrasi ganja (unsplash.com/Budding)

Meski data yang tersedia mengenai hasil penggunaan ganja selama kehamilan masih terbatas, namun sebagian besar dokter berasumsi ganja tidak aman selama kehamilan.

Dilansir Medical News Today, ahli kandungan yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut mengatakan, cara konsumsi ganja dapat membuat perbedaan. Menurutnya, sangat mungkin bahwa semua dampak buruk yang terlihat dalam penelitian terbaru itu hanya terjadi karena para calon ibu menghirup asapnya, bukan karena ganja yang sebenarnya.

Meski begitu, ia mengatakan bahwa dia selalu memberi tahu pasiennya untuk tidak merokok ganja selama kehamilan, kecuali untuk mengatasi kecemasan, nyeri kronis, atau kondisi medis lainnya.

Demi kebaikan ibu dan bayi, perempuan hamil diimbau untuk menghentikan kebiasaan menggunakan ganja atau obat-obatan lainnya. Selalu konsultasi dengan dokter untuk memperoleh saran yang tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us