Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perdana setelah 15 Tahun, AS Eksekusi Terpidana Mati oleh Regu Tembak 

ilustrasi penembak (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Brad Sigmon dieksekusi dengan regu tembak di Carolina Selatan setelah 15 tahun tidak ada eksekusi semacam itu di AS.
  • Sigmon dihukum karena membunuh orang tua mantan pacarnya dengan tongkat baseball pada 2001, dan upaya banding terakhirnya ditolak.
  • Sigmon memilih eksekusi regu tembak daripada suntikan mati dan kursi listrik, karena alternatifnya juga sama mengerikan menurut pengacaranya.

Jakarta, IDN Times - Seorang terpidana kasus pembunuhan ganda telah dieksekusi oleh regu tembak di negara bagian Carolina Selatan, Amerika Serikat (AS), pada Jumat (7/3/2025). Eksekusi dengan metode ini adalah yang pertama dilakukan di AS dalam 15 tahun terakhir.

Juru bicara penjara, Chrysti Shain, mengatakan bahwa Brad Sigmon tewas ditembak oleh tiga petugas penjara sukarelawan pada pukul 18:08 waktu setempat di Lembaga Pemasyarakatan Broad River. Ia meninggal pada usia 67 tahun.

1. Dihukum atas pembunuhan orang tua mantan pacarnya

Dilansir dari CNN, Sigmon dihukum karena membunuh orang tua mantan pacarnya dengan tongkat baseball pada 2001. Usai melakukan pembunuhan, ia menculik mantan pacarnya dengan todongan senjata, namun perempuan itu berhasil melarikan diri.

Mahkamah Agung menolak upaya banding terakhirnya untuk menghindari eksekusi. Gubernur Carolina Selatan, Henry McMaster, juga menolak permohonan grasinya.

Beberapa jam sebelum eksekusi Sigmon, para pengunjuk rasa yang menentang hukuman mati menggelar demonstrasi di luar penjara tempat ia ditahan. Mereka membentangkan spanduk yang bertuliskan “Semua Kehidupan Berharga” dan “Tidak Ada Lagi Pembunuhan.”

2. Pengacara sebut Sigmon dipaksa mengambil keputusan yang kejam

Sigmon memilih eksekusi melalui regu tembak daripada suntikan mematikan dan kursi listrik. Pengacaranya, Gerald King, mengatakan bahwa kliennya dipaksa untuk mengambil keputusan yang sangat kejam mengenai bagaimana ia akan mati.

"Jika ia tidak memilih suntik mati atau regu tembak, ia akan dieksekusi di kursi listrik kuno Carolina Selatan, yang akan membakar dan memasaknya hidup-hidup," kata King, dikutip dari DW.

"Tapi alternatifnya juga sama mengerikan. Jika ia memilih suntik mati, ia berisiko mengalami kematian yang berkepanjangan, seperti yang dialami tiga pria yang dieksekusi di Carolina Selatan sejak September," tambahnya.

Menurut pengacara tersebut, Sigmon juga merupakan orang tertua yang dieksekusi di Carolina selatan. 

3. Eksekusi dengan regu tembak terakhir dilakukan di Utah pada 2010

Sejak 1977, hanya tiga orang yang dieksekusi oleh regu tembak. Semuanya dilakukan di negara bagian Utah. Orang terakhir yang dihukum mati dengan metode ini adalah Ronnie Lee Gardner pada 2010. Saat ini, tiga negara bagian lainnya yang mengizinkan penggunaan regu tembak adalah Idaho, Mississippi dan Oklahoma.

Enam orang telah dieksekusi di AS sepanjang 2025, setelah 25 orang dihukum mati tahun lalu. Setengah dari seluruh negara bagian di AS telah melarang atau memberlakukan moratorium eksekusi.

Sementara itu, Alabama telah melangkah lebih jauh dengan melakukan beberapa eksekusi menggunakan gas nitrogen. Dalam metode ini, gas beracun itu dipompa ke dalam masker sehingga menyebabkan kematian akibat sesak napas. Pakar PBB mengecam metode tersebut sebagai tindakan yang kejam dan tidak manusiawi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us