Perundingan Damai Gagal, Rusia Luncurkan Ratusan Drone ke Ukraina

Jakarta, IDN Times – Rusia meluncurkan 273 drone ke Kiev, Ukraina, pada Minggu (18/5/2025). Serangan itu berlangsung usai gagalnya perundingan damai kedua negara yang diadakan di Istanbul, Turki.
”Jurnalis Kyiv Independent di ibu kota mendengar beberapa ledakan sepanjang malam saat pertahanan udara beraksi,” lapor media tersebut.
Angkatan Udara Ukraina menyebut, serangan itu menjadi yang paling besar sejak dimulainya konflik pada 2022. Serangan besar itu juga dilakukan sehari sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berdiskusi melalui telepon.
1. Seorang wanita tewas dalam serangan

Dilansir dari Politico, Gubernur Oblast Kiev Mykola Kalashnyk menyatakan serangan tersebut membuat seorang wanita di Kiev harus meregang nyawa. Tiga orang lainnya mengalami luka-luka.
Jumlah korban mungkin meningkat. Pejabat menambahkan bahwa selain Kiev, serangan juga menyasar wilayah timur Dnipropetrovsk dan Donetsk.
2. Hanya 88 drone yang berhasil dicegat

Angkatan Udara Ukraina mengatakan, total ada sekitar 88 drone Rusia yang berhasil dicegat. Sementara puluhan lainnya menghilang dari radar.
Diduga drone yang tak dicegat digunakan untuk mengalihkan perhatian pertahanan udara Ukraina. Pertahanan udara melibatkan penggunaan terkoordinasi unit perang elektronik, tim penembak bergerak, dan sistem antipesawat.
Serangan drone terbesar sebelumnya dari invasi skala penuh terjadi pada 23 Februari. Saat itu, 267 drone memasuki wilayah udara Ukraina.
3. Gagalnya negosiasi di Istanbul

Perundingan damai di Istanbul pada Kamis hanya dihadiri delegasi tingkat rendah. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelumnya meminta agar Putin hadir secara langsung. Namun, Putin enggan hadir dan digantikan oleh ajudannya.
Dalam pertemuan itu pula, Rusia kembali menyerukan tuntutannya agar Ukraina menghentikan keinginannya untuk bergabung ke aliansi NATO.
Rusia juga menolak dukungan militer asing, mencabut klaim reparasi, dan menerima kontrol Rusia atas Krimea dan empat wilayah yang diduduki. Namun, seruan itu ditolak mentah-mentah oleh Ukraina.