Perusahaan Sistem Voting Tuding CEO MyPillow Lakukan Fitnah

Washington, D.C, IDN Times - CEO MyPillow, Mike Lindell, dilaporkan oleh perusahaan sistem pemungutan suara karena dituding melakukan fitnah dalam kabar palsu hasil akhir Pemilu Presiden Amerika Serikat 2020 lalu. Ia diketahui merupakan sekutu dekat dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Bagaimana awal ceritanya?
1. Dominian Voting Systems menggugat Lindell dan perusahaannya sebesar lebih dari 1,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp18,3 triliun

Dilansir dari Independent.co.uk, Dominion Voting Systems telah mengajukan gugatan terhadap Lindell dan perusahaannya dengan ganti rugi sebesar 1,3 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp18,3 triliun di Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Columbia. Gugatan tersebut menuding Lindell tahu tidak ada bukti nyata yang mendukung klaimnya bahwa pihak Dominion telah mencuri Pemilu Presiden Amerika Serikat 2020 dan menyebut tuduhan yang dilakukan Lindell sebagai kebohongan besar.
Pengajuan tersebut menuduh bahwa Lindell menggunakan klaim palsu tentang Dominion Voting Systems untuk memasarkan perusahaannya, MyPillow, dengan mengacu sejumlah penampilan publik dan wawancara yang diberikan oleh Lindell. Ia dikenal sebagai salah satu pendukung Trump yang paling sering muncul di publik selama 4 tahun terakhir ini dan sering mempromosikan teori yang disebarkan oleh Trump dan terus bersikeras bahwa Pemilu Presiden saat itu dicurangi hingga pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat.
2. Saat kerusuhan di luar gedung Capitol, Lindell menilai peristiwa itu berlangsung sangat damai

Di tengah pemberontakan yang dilakukan oleh para pendukung Trump di luar gedung Capitol pada tanggal 6 Januari 2021 lalu, Lindell menyebut peristiwa itu berlangsung sangat damai. Sejumlah pejabat federal dan pemerintah negara bagian telah mengonfirmasi bahwa mereka tidak menemukan bukti bahwa suara dalam Pemilu Amerika Serikat 2020 lalu dicurangi dalam cara apapun. Bulan Januari 2021 lalu, Dominion Voting Systems mengajukan gugatan pencemaran nama baik yang serupa terhadap pengacara pribadi Trump, Rudy Giuliani, atas klaim serupa bahwa perusahaan sistem pemungutan suara dicurangi untuk kepentingan partai Demokrat.
Nilai tuntutan ganti rugi terhadap Giuliani sama seperti yang dilakukan terhadap Lindell, yakni sebesar 1,3 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp18,3 triliun dan didasarkan pada lebih dari 50 pernyataan yang dibuat oleh Giuliani di media sosial Twitter, podcast miliknya, serta di beberapa media. Giuliani menggambarkan gugatan tersebut sebagai intimidasi oleh sayap kiri yang penuh kebencian untuk menghapus dan menyensor pelaksaan kebebasan berbicara, serta kemampuan pengacara untuk membela klien mereka dengan penuh semangat.
3. Pada akhir Januari 2021 lalu, akun Twitter milik Lindell telah ditangguhkan

Pada akhir Januari 2021 lalu, akun Twitter milik Lindell telah ditangguhkan oleh Twitter langsung. Pihak Twitter sendiri membuat keputusannya berdasarkan kebijakan baru yang diberlakukan setelah pemberontakan di luar gedung Capitol di mana orang-orang yang berulang kali membagikan berbagai berita palsu mengenai hasil akhir Pemilu Presiden Ameirka Serikat 2020 ditangguhkan secara permanen.
Menurut kebijakan tersebut, semakin banyak pelanggaran yang dilakukan seseorang, semakin parah penangguhan akun yang bersangkutan. Tak hanya akun milik Lindell, akun Twitter milik perusahaan MyPillow juga ditangguhkan awal Februari 2021 lalu setelah Lindell menggunakannya untuk menghindari larangannya sendiri dari platform media sosial.