PM Israel: Kami Siap Serang Gaza via Darat!
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa militer Israel siap melakukan invasi ke Gaza via jalur darat. Rencana operasi Israel ini menuai banyak kritik dan kecaman.
“Kami akan menyerang kantong-kantong Hamas dan akan kami ambil alih secepatnya,” kata Netanyahu, dikutip dari BBC, Kamis (26/10/2023).
“Kami telah melenyapkan ribuan teroris (merujuk pada Hamas) dan ini baru permulaannya,” lanjut Netanyahu.
1. Jumlah korban tewas mencapai 6.500 orang
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan bahwa setidaknya 6.504 orang telah tewas di Jalur Gaza akibat serangan udara Israel per 25 Oktober 2023.
Setidaknya, 19 ribu orang juga dinyatakan terluka. Dari jumlah korban tewas tersebut, 70 persennya adalah anak-anak, perempuan, dan lansia.
2. Israel minta Sekjen PBB mundur akibat komentarnya soal Hamas

Sebelumnya, Wakil Tetap Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyerukan agar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengundurkan diri. Erdan menyebut Guterres tak layak untuk memimpin PBB.
Hal ini disebabkan oleh pernyataan Guterres di sidang DK PBB yang menyebut bahwa Palestina sudah terlalu lama menderita. Selain itu, Guterres juga mengatakan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu tidak terjadi begitu saja, tetapi ada alasannya.
“Sekjen PBB yang baru saja mengeluarkan pernyataannya, tidak cocok memimpin PBB. Saya menyerukan dia untuk segera mengundurkan diri. Tidak ada gunanya berbicara dengan mereka yang membela kekejaman yang dilakukan terhadap warga Israel dan orang-orang Yahudi,” kata Erdan.
3. Sekjen PBB prihatin atas situasi di Gaza

Sekjen PBB, Antonio Guterres mengutuk serangan teror pejuang Hamas ke Israel yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Namun, ia mengatakan bahwa aksi Hamas itu tidak serta merta terjadi begitu saja.
“Penting juga untuk menyadari bahwa serangan Hamas tidak terjadi begitu saja. Rakyat Palestina telah menjadi sasaran pendudukan yang menyesakkan selama 56 tahun,” kata Guterres dalam sidang Dewan Keamanan PBB.
Guterres juga menuding adanya pelanggaran hukum internasional atas apa yang terjadi di Gaza saat ini.
“Tidak ada satu pun pihak dalam konflik bersenjata yang berada di atas hukum humaniter internasional,” ucap Guterres lagi.