PM Rumania Mundur Usai Calon Koalisi Kalah dalam Pilpres

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Rumania Marcel Ciolacu memutuskan mundur dari jabatannya pada Senin (5/5/2025). Langkah ini menyusul kekalahan kandidat yang diusung koalisi pemerintahan, yakni Crin Antonescu dalam pilpres putaran pertama.
Sebelumnya, Rumania sudah menunda penyelenggaraan pilpres putaran kedua menyusul dugaan kecurangan yang dilakukan oleh calon presiden sayap kanan, Calin Georgescu. Kandidat independen itu diduga memanfaatkan TikTok untuk mendulang suara.
TikTok bahkan sudah mengakui adanya pihak yang memanfaatkan platformnya untuk melakukan kecurangan dalam pilpres di Rumania. Perusahaan asal China itu menyebut terdapat akun palsu untuk membentuk opini publik di Rumania.
1. Timbulkan guncangan politik di Rumania
Mundurnya Ciolacu dalam jabatannya sebagai perdana menteri akan menimbulkan guncangan politik di Rumania. Ciolacu sudah ditunjuk sebagai PM Rumania sejak 2023 dan memimpin koalisi yang dipimpin Partai Sosial Demokratik (PSD).
Petinggi partai koalisi, PNL, Robert Sighiartău, menyalahkan Ciolacu atas rendahnya perolehan suara Antonescu dalam pilpres kali ini. Bahkan, dua kandidat presiden yang maju dalam pilpres putaran kedua tidak diunggulkan sebelumnya.
"Ini sudah jelas bahwa seharusnya pemerintahan tanpa Marcel Ciolacu karena dia tidak lagi memiliki legitimasi di sini," terang Sighiartău, dikutip TVP World.
Pada Februari, mantan Presiden Rumania, Klaus Iohannis, memutuskan mundur dari jabatannya. Ia mundur setelah 10 tahun menjabat dan di tengah naiknya popularitas sayap kanan di negara Eropa Timur tersebut.
2. Kandidat sayap kanan menangkan putaran pertama pilpres Rumania
Kandidat presiden sayap kanan Rumania, George Simion, berhasil memenangkan pilpres putaran pertama. Calon dari Partai Alliance for the Unity of Romanians (AUR) itu berhasil mengamankan 40,5 persen suara.
Ia mampu mengungguli dua pesaing utamanya, yakni mantan Wali Kota Bukares, Nicusor Dan yang meraup 29,89 persen suara. Sedangkan di posisi ketiga terdapat koalisi pemerintahan, Crin Antonescu, mendapatkan 20,34 persen suara.
Melansir France24, Simion mendorong kedaulatan Rumania dan menyerukan agar Moldova dan Ukraina menyerukan pengembalian bekas teritorinya. Ia juga berniat menunjuk Georgescu sebagai perdana menteri di Rumania.
Tak hanya itu, Simion juga mengancam tidak akan mematuhi segala hukum di Uni Eropa (UE) yang tidak disetujuinya. Namun, ia memastikan bahwa Rumania akan tetap bertahan sebagai anggota UE.
3. Hacker Rusia lancarkan serangan ke 50 perusahaan Belanda
Direktorat Keamanan Siber Rumania (DNSC) mengatakan bahwa sejumlah laman milik pemerintah, termasuk website resmi dari Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum, dan laman koalisi kandidat presiden, Crin Antonescu terdampak serangan DDoS.
"NoName057(16) adalah kelompok pro-Rusia yang khusus pada serangan DDoS. Mereka dikenal sebagai kelompok peretas pro-Rusia yang lahir di tengah konflik Rusia-Ukraina. Umumnya, mereka menargetkan serangan kepada Ukraina," ungkapnya, dikutip Romania Insider.
Kelompok hacker tersebut sudah mengakui bahwa mereka memang bertanggung jawab dalam serangan tersebut. Mereka mengklaim sudah merencanakan serangan siber tersebut ke laman pemerintah Rumania.
Sementara, DNSC mengatakan semua website sudah dapat dibuka kembali pada pukul 14.00 waktu setempat.